Sukses

Kelab Malam Dikabarkan Buka di Jeddah, Ini Respons Pemerintah Arab Saudi

Otoritas Hiburan Umum Arab Saudi (GEA) membantah telah memberi izin yang diperlukan untuk pembukaan tempat itu.

Liputan6.com, Jeddah - Pejabat-pejabat di Arab Saudi pada Kamis 13 Juni 2019 malam membubarkan acara pembukaan yang diklaim adalah kelab malam di Jeddah -- kota terbesar kedua di negara itu.

Jeddah dianggap lebih liberal dan beragam daripada ibu kota Riyadh, di mana pemisahan antara pria dan wanita lajang diberlakukan secara ketat.

Dikutip dari laman VOA Indonesia, Minggu (16/6/2019) menurut laporan media Arab Saudi, kelab malam populer itu berbasis di Timur Tengah yang dikenal sebagai "White".

Pihak White diklaim membuka cabangnya di Jeddah pada Kamis lalu, tetapi tempat itu akan bebas alkohol sesuai hukum Islam di negara itu.

Otoritas Hiburan Umum Arab Saudi (GEA) membantah telah memberi izin yang diperlukan untuk pembukaan tempat itu.

Dalam pernyataan yang dipasang pada akun Twitter resminya, GEA mengumumkan, diluncurkannya investigasi segera terhadap video yang beredar online yang konon menunjukkan pelanggan di dalam kelab itu. Kebenaran video itu belum bisa dikukuhkan.

Kantor berita Associated Press melaporkan, kelab malam itu akan bersifat sementara, hanya beroperasi satu bulan sebagai bagian dari festival yang berlangsung di seluruh kota tersebut untuk meningkatkan pariwisata dan pengeluaran domestik.

Simak video pilihan berikut:

2 dari 2 halaman

Diklaim Halal

Sebelumnya, kelab malam yang merupakan cabang dari Dubai tersebut diklaim sebagai kelab malam halal.

Sejumlah media lokal melaporkan rencana pembukaan kelab malam halal pada Kamis di tepi laut Jeddah. Kelab serupa sebelumnya dibuka di Dubai dan Beirut.

Kelab malam itu direncanakan dibuka mulai pukul 10 malam hingga 3 pagi. Sementara harga tiket untuk pertunjukan perdana berkisar antara 500-1.000 riyal.

Pembukaan kelab malam itu menuai reaksi beragam di media sosial. Ada yang menyambut dan menganggapnya sebagai bagian rencana mereformasi kerajaan yang dijalankan Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

Sedangkan, pihak yang menolak menganggap ide membuka kelab malam halal itu hanya akal-akalan semata meski pihak pengelola kelab menyatakan tak akan menyediakan minuman keras. Mereka menyebut pembukaan kelab malam itu melanggar identitas keislaman Arab Saudi dan tradisi.

Mereka pun menyuarakan ketidaksetujuan dengan menuliskan kalimat, "Saya tidak menerima aksi terlarang di Pantai Jeddah." Hal itu dinilai mencederai citra kerajaan yang merupakan tuan rumah atas tempat paling suci di agama Islam.