Sukses

Gempa 7,4 Skala Richter Hantam Utara Selandia Baru, Tidak Ada Potensi Tsunami

Sebuah gempa yang dilaporkan berkekuatan 7.4 skala Richter menghantam Selandia Baru, tidak ada laporna terjadinya tsunami.

Liputan6.com, Tauranga - Pagi tadi, gempa berkekuatan 7,4 skala Richter dilaporkan menghantam Selandia Baru, tepatnya di wilayah perairan dekat Pulau Kermadec di utara negara itu.

Gempa yang menghantam kawasan konservasi tersebut sempat mendapat peringatan tsunami, meski kemudian dinyatakan aman beberapa saat setelahnya.

Dikutip dari The Straits Times pada Minggu (16/6/2019), gempa terjadi pada pukul 10.55 pagi waktu setempat.

Gempa itu menyasar sebuah titik yang berjarak sekitar 928 kilometer timur laut kota Tauranga di Pulau Utara.

Titik gempa dilaporkan terjadi pada kedalaman 34 kilometer di bawah dasar laut.

 

 

2 dari 3 halaman

Sempat Muncu Pesan Waspada Tsunami

Sebuah pesan awal dari organisasi Pertahanan Sipil Selandia Baru mengatakan "arus kuat dan berbahaya, serta gelombang tak terduga diperkirakan terjadi di dekat pesisir pasca-hantaman gempa".

Tetapi, beberapa menit kemudian dikatakan bahwa tidak ada ancaman gelombang tinggi, atau tsunami, terhadap negara tersebut.

Pusat Peringatan Tsunami Pasifik pada awalnya juga mengatakan gelombang tsunami kecil mungkin terjadi di beberapa bagian Pasifik Selatan, tetapi memperbarui perkiraannya menjadi negatif, tidak lama setelahnya.

 

3 dari 3 halaman

Dahsyatnya Gempa Christchurch pada 2011

Berada di ujung selatan jaringan Cincin Gunung Api Pasifik, membuat Selandia Baru kerap diguncang gempa akibat aktifnya pergerakan lempeng tektonik.

Salah satu gempa besar yang paling diingat di sana terjadi pada 2011 lalu, di mana lindu bermagnitudo 6,3 meluluhlantakkan kota Christchurch.

Gempa tersebut terjadi pada 22 Januari 2011, sekitar pukul 12.51 waktu setempat. Tepat pada jam makan siang, di mana kebanyakan warga sedang berada di jalanan kota saat itu.

Meski tak sekuat lindu berkekuatan 7,1 yang mengguncang pada 4 September 2010, gempa kali itu terjadi pada garis patahan dangkal di daratan yang berada dekat dengan kota.

Kedalamannya hanya 5 kilometer, sehingga guncangannya pun sangat merusak.

Lebih dari 130 orang tewas akibat runtuhnya gedung Canterbury Television dan Pyne Gould Corporation. Puing dan bata yang berjatuhan menewaskan 11 orang yang berada di dekatnya.