Sukses

Ambisi NASA Temukan Planet Alien di Angkasa Luar: Buat Pesawat Berteleskop

NASA berambisi menemukan planet alien di angkasa luar dengan membangun pesawat berteleskop.

Liputan6.com, California - NASA sedang mengembangkan pesawat angkasa luar berteleskop untuk menemukan planet alien: Starshade. Misi ini menggunakan teleskop ruang angkasa dan pesawat terbang terpisah yang mengudara sekitar 25.000 mil (40.000 kilometer) di depannya.

Starshade dilengkapi dengan pelindung besar dan berbentuk datar yang dirancang untuk menghalangi cahaya bintang, berpotensi memungkinkan teleskop untuk secara langsung mengorbit dunia alien yang seukuran Bumi.

Sedangkan tutupnya berbentuk seperti bunga matahari yang sedang mekar, sehingga diharapkan bisa menangkap gambar tampilan orbit dengan jelas dan beresolusi tinggi.

Instrumen itu disebut sebagai coronagraphs, yang umumnya dipasang pada banyak teleskop berbasis darat dan antariksa, bekerja dengan prinsip pemblokiran cahaya.

Meski demikian, belum ada penjelasan terkait pelaksanaan probe Starshade di buku-buku NASA. Demikian seperti dikutip dari Live Science, Kamis (20/6/2019).

Penggambaran seniman tentang tabrakan berbentuk bunga matahari yang dapat membantu teleskop ruang angkasa menemukan dan menandai planet asing. (NASA / JPL)

Agar proyek seperti itu berhasil, kedua pesawat ruang angkasa tersebut perlu disejajarkan dengan posisi yang sangat tepat --dalam jarak sekitar 3 kaki atau 1 meter-- satu sama lain, kata para pejabat NASA.

"Jarak yang kita rencanakan untuk teknologi starshade agak sulit dibayangkan," ujar Michael Bottom, teknisi di Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA di Pasadena, California, mengatakan dalam sebuah pernyataan.

"Sekarang bayangkan jika kedua benda itu mengambang bebas di ruang angkasa. Mereka saling tarik-menarik dan terjadi dorongan kecil dari gravitasi serta kekuatan lain," imbuhnya lagi.

2 dari 3 halaman

Semakin Maju

Sementara itu, insinyur lain untuk JPL, Thibault Flinois, menjabarkan serangkaian algoritma ala dirinya sendiri, yang menggunakan informasi dari program Michael Bottom untuk menentukan kapan Starshade harus secara otomatis menembakkan pendorongnya agar bisa mempertahankan keselarasan.

Sedangkan Manager Starshade Technology Development NASA, Phil Willems, mengemukakan: "Ini bagi saya adalah contoh yang bagus tentang bagaimana teknologi ruang angkasa menjadi semakin luar biasa dengan membangun keberhasilan sebelumnya."

"Kami menggunakan formasi terbang di ruang angkasa setiap kali sebuah kapsul berlabuh di Stasiun Angkasa Luar Internasional," tambah Willems.

Berikut videonya:

3 dari 3 halaman

Cara Kerja Starshade

Sudah lama sekali para peneliti NASA menemukan ribuan eksoplanet. Sayangnya, planet-planet di luar Tata Surya tersebut belum sempat dijelajahi, sehingga dibuatlah Starshade untuk mewujudkan hal itu.

Gagasan membuat Starshade pun sudah diusulkan dari tahun 1960-an, sekaligus menginginkan adanya misi Starshade. Bagaimana pesawat bisa menemukan planet alien?

Metode pemblokiran cahaya bintang dapat digunakan untuk mempelajari lebih dalam atmosfer suatu planet, dengan potensi penemuan tanda-tanda kehidupan selain di Bumi.

Nantinya, sebuah teleskop dengan cermin primer berdiameter 2,4 meter bernama Wide Field Survey Telescope (WFIRST) akan dibenamkan di dalam Starshade. Teleskop inilah yang bakal melakukan metode pemblokiran cahaya alias coronagraph.

Meski begitu, misi Starshade sebenarnya belum sepenuhnya disetujui. Ada syarat terakhir yang belum terpenuhi, yaitu formasi penerbangan supaya pesawat layak terbang.