Liputan6.com, Nablus: Palestina 1983. Jazirah Arab dan belahan dunia Barat geger. Terbesit kabar, Abu Nidal tewas karena serangan jantung. Tapi, kurang lebih setahun setelah kabar itu mencuat, tepatnya pada November 1984, wujud pria bernama asli Sabri Khalil Bauna itu muncul di Tripoli, Libya.
Tujuh belas tahun kemudian, pada Jumat pekan silam, Harian Al-Ayyam melansir bahwa jenazah Petinggi Dewan Revolusioner Fatah itu tergolek di sebuah apartemen di Baghdad, Irak. Tubuhnya penuh dengan sejumlah lubang peluru. Lagi-lagi dunia terkejut, Palestina tersentak. Tapi tidak untuk Muhammad Al-Banna, sang kakak. Kepada Assosiated Press dia mengatakan Nidal dalam kondisi baik. Al-Banna yakin Nidal hanya bepergian ke luar kota. Artinya, pejuang itu belum menjadi mayat. Al-Banna mengaku mendapatkan informasi tersebut dari teman-temannya di Baghdad. Ia meyakinkan informasi itu, meski dirinya sudah tak berkomunikasi dengan Nidal sejak 38 tahun silam.
Nidal memang menarik dan kontroversial. Di Barat, pria berusia 65 tahun ini dicap sebagai teroris dan musuh bebuyutan Presiden Palestina Yasser Arafat. Dia juga diduga pernah tiga kali gagal membunuh Arafat. Nidal melakukan itu lantaran tak menyetujui sikap Arafat yang kompromi. Bagi Nidal, nama ini berarti "Perjuangan", mengangkat senjata adalah cara paling ampuh untuk menentukan kemerdekaan Palestina. Itu juga yang membuat Nidal keluar dari PLO pada 1974--dia bergabung dengan Organisasi Pembebasan Palestina itu sejak 1967.
Nidal jujur mengakui, musuh utamanya adalah gembong Zionis dan Amerika Serikat. Dia pernah mendalangi serangan terhadap loket pembelian tiket maskapai penerbangan El Al Airlines milik Israel, 27 Desember 1985. Selain itu, Nidal berada di belakang serangan di Wina, Austria dan Roma, Italia. Dalam dua serangan tersebut, sebanyak 18 orang tewas dan 120 jiwa luka-luka. Tak heran, Nidal kemudian menjadi orang yang paling diburu Israel.
Kini, berita tokoh misterius itu memenuhi ruang-ruang media massa dunia menyusul kabar kematiannya di Baghdad. Bagi yang percaya, ada yang menduga Nidal tewas karena dibunuh, meski ada juga yang mengatakan Nidal bunuh diri. Tak sedikit pula yang yakin Nidal masih hidup. Mana yang benar, tak jelas. "Sang Pejuang" mungkin memang ditakdirkan sebagai sosok misterius. Siapa tahu.(SID/Nlg)
Tujuh belas tahun kemudian, pada Jumat pekan silam, Harian Al-Ayyam melansir bahwa jenazah Petinggi Dewan Revolusioner Fatah itu tergolek di sebuah apartemen di Baghdad, Irak. Tubuhnya penuh dengan sejumlah lubang peluru. Lagi-lagi dunia terkejut, Palestina tersentak. Tapi tidak untuk Muhammad Al-Banna, sang kakak. Kepada Assosiated Press dia mengatakan Nidal dalam kondisi baik. Al-Banna yakin Nidal hanya bepergian ke luar kota. Artinya, pejuang itu belum menjadi mayat. Al-Banna mengaku mendapatkan informasi tersebut dari teman-temannya di Baghdad. Ia meyakinkan informasi itu, meski dirinya sudah tak berkomunikasi dengan Nidal sejak 38 tahun silam.
Nidal memang menarik dan kontroversial. Di Barat, pria berusia 65 tahun ini dicap sebagai teroris dan musuh bebuyutan Presiden Palestina Yasser Arafat. Dia juga diduga pernah tiga kali gagal membunuh Arafat. Nidal melakukan itu lantaran tak menyetujui sikap Arafat yang kompromi. Bagi Nidal, nama ini berarti "Perjuangan", mengangkat senjata adalah cara paling ampuh untuk menentukan kemerdekaan Palestina. Itu juga yang membuat Nidal keluar dari PLO pada 1974--dia bergabung dengan Organisasi Pembebasan Palestina itu sejak 1967.
Nidal jujur mengakui, musuh utamanya adalah gembong Zionis dan Amerika Serikat. Dia pernah mendalangi serangan terhadap loket pembelian tiket maskapai penerbangan El Al Airlines milik Israel, 27 Desember 1985. Selain itu, Nidal berada di belakang serangan di Wina, Austria dan Roma, Italia. Dalam dua serangan tersebut, sebanyak 18 orang tewas dan 120 jiwa luka-luka. Tak heran, Nidal kemudian menjadi orang yang paling diburu Israel.
Kini, berita tokoh misterius itu memenuhi ruang-ruang media massa dunia menyusul kabar kematiannya di Baghdad. Bagi yang percaya, ada yang menduga Nidal tewas karena dibunuh, meski ada juga yang mengatakan Nidal bunuh diri. Tak sedikit pula yang yakin Nidal masih hidup. Mana yang benar, tak jelas. "Sang Pejuang" mungkin memang ditakdirkan sebagai sosok misterius. Siapa tahu.(SID/Nlg)