Liputan6.com, Bangkok - Pertemuan puncak KTT ASEAN ke-34 digelar selama dua hari di Bangkok, Thailand pada Sabtu-Minggu, 22 - 23 Juni 2019. Meskipun belum jelas kemajuan apa yang bisa dicapai oleh kelompok 10 negara soal perselisihan di Laut China Selatan dan nasib etnis Rohingya yang melarikan diri dari Myanmar.
Para pemimpin Asia Tenggara pun mulai berdatangan untuk acara yang dibuka pada hari Sabtu ini.
Dibentuk lebih dari setengah abad yang lalu, Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) secara historis telah berjuang dengan tantangan yang dihadapi kawasan ini, karena ia hanya bekerja berdasarkan konsensus dan enggan terlibat dalam masalah apa pun yang dianggap internal negara anggota.
Advertisement
Menurut laporan Channel News Asia, Sabtu (22/6/2019), Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-ocha melakukan debutnya sebagai pemimpin sipil yang mewakili kursi Thailand saat ini. Ia maju setelah pemilihan umum pada bulan Maret yang menurut partai oposisi dirancang untuk memastikan kemenangannya lima tahun mendatang, setelah mantan kepala militer itu merebut kekuasaan dalam kudeta tahun 2014.
Dalam ajang ini, para pejabat diperkirakan akan membahas Code of Conduct (COC) untuk negosiasi Laut China Selatan -- salah satu jalur air tersibuk di dunia dan wilayah potensial, seperti yang diklaim oleh beberapa anggota ASEAN dan juga China.
Namun, sepertinya tak mungkin banyak kemajuan dihasilkan dari pertemuan tersebut, meskipun negara-negara anggota mungkin membahas tabrakan perahu Filipina dan kapal penangkap ikan Tiongkok pada 9 Juni.
"Sangat menggembirakan melihat pembicaraan ASEAN-China tentang COC terus berlanjut. Namun, ada risiko nyata bahwa perkembangan di darat - atau lebih tepatnya di laut - jauh melampaui kemajuan COC sehingga mungkin menjadikannya tidak relevan," kata Mantan Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty Natalegawa.
Sementara itu, Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah menerima proposal China untuk bersama-sama menyelidiki tuduhan bahwa sebuah kapal penangkap ikan China meninggalkan 22 orang Filipina setelah kapal mereka tenggelam di Laut China Selatan, kata juru bicaranya pada hari Sabtu.
Kelompok-kelompok HAM juga menyerukan para pemimpin ASEAN untuk memikirkan kembali dukungan untuk rencana memulangkan Muslim Rohingya yang telah melarikan diri dari negara anggota Myanmar, di mana para aktivis mengatakan mereka yang kembali dapat menghadapi diskriminasi dan penganiayaan.
Lebih dari 700.000 Rohingya menyeberang ke Bangladesh pada tahun 2017, menurut agen-agen AS, setelah tindakan keras oleh militer Myanmar yang dipicu oleh serangan gerilyawan Rohingya terhadap pasukan keamanan. Namun, kecil kemungkinan bahwa akan ada kecaman terhadap Myanmar pada pertemuan puncak Rohingya, kata Prapat Thepchatree, seorang profesor ilmu politik di Universitas Thammasat Thailand.
"Masalah ini sangat sensitif bagi ASEAN," kata Prapat.
Dalam momen ini, apa saja yang dipersiapkan tuan rumah dalam menggelar KTT ASEAN ke-34 ini? Berikut serba-serbinya seperti dikutip dari nationmultimedia.com:
1. Kerahkan 10.000 Petugas Keamanan
Negara tuan rumah Thailand mengerahkan sekitar 10.000 petugas keamanan di sekitar Bangkok untuk mengamankan jalannya KTT ASEAN, mengingat satu dekade lalu ketika Thailand terakhir menjadi tuan rumah pertemuan puncak ASEAN dan puluhan pengunjuk rasa yang setia pada mantan perdana menteri yang digulingkan militer Thaksin Shinawatra memaksa masuk ke tempat pertemuan.
Tetapi pada hari Sabtu pagi, hanya sekelompok kecil orang yang merencanakan untuk mengadakan protes untuk menyebut pemilihan Prayut sebagai produk dari sistem yang curang.
Kelompok yang disebut Citizens Wanting Elections dihentikan oleh polisi sebelum bisa mencapai titik pertemuan di dekat tempat pertemuan puncak. Kelompok itu kemudian merilis pernyataan menyambut para pemimpin yang berkunjung tetapi mengkritik Prayut.
"Orang yang menjabat sebagai Presiden ASEAN, yang menyambut semua orang hari ini, tidak datang dari pemilihan yang bersih dan adil," kata surat itu.
Advertisement
2. Tak Ada Sesi Pakai Kostum Tradisional Tuan Rumah
Mereka akan melewatkan agenda mengenakan pakaian tradisional negara penyelenggara KTT.
Kebiasaan mengenakan pakaian yang serasi tradisional negara tuan rumah itu kini ditiadakan, dan secara resmi tidak akan ada sesi foto tersebut karena ini hanya "KTT pertengahan tahun". Pertemuan ASEAN yang lebih formal akhir tahun ini memang akan melihat para pemimpin dalam "kaus tim" yang terlihat meriah.
3. Cinderamata Perak
Di antara cenderamata yang akan diterima oleh para pemimpin Asean dan pasangannya di Bangkok adalah karangan bunga dari perak, yang dimaksudkan untuk melambangkan persatuan Asean, tahan terhadap layu.
Desainnya dibuat oleh Naruemon Tonchai, yang diakui pada tahun 2014 oleh Pusat Internasional Seni dan Kerajinan Thailand sebagai guru seni yang luar biasa dan ahli perak. Karangan bunga karyanya sangat mirip dengan yang terbuat dari bunga asli dan umumnya dibagikan di antara umat Buddha Thailand.
Advertisement
4. Menu Masakan Tradisional Thailand
Menu untuk para pemimpin ASEAN akhir pekan ini terutama dimaksudkan untuk mewakili tuan rumah, yakni menyajikan hidangan yang paling terkenal.
Di antaranya tom yum kung, pad thai dan kari massaman (daging sapi atau ayam), dan tidak diragukan lagi beberapa udang sungai panggang dengan saus cabai, dengan mangga dan ketan manis untuk hidangan penutup.
Sajian khas dari masa lampau tuan rumah, seperti ma hor dan tung tong juga akan disiapkan.
5. Tur Wisata Museum
Sehari setelahnya, pada Minggu 23 Juni, pasangan para pemimpin yang hadir akan diberikan tur berpemandu ke Museum Nasional Royal Barges.
Mereka juga akan diajak melihat pameran foto Royal Barge Processions- termasuk kapal Suphannahong, Anantanakkharat dan Narai Song Suban - sambil melihat langsung dua "bintang" dari peristiwa bersejarah itu.
Advertisement
6. PM Malaysia Jadi yang Pertama Hadir
Para pemimpin negara-negara Asia Tenggara lainnya tiba di Bangkok satu demi satu untuk menghadiri KTT ASEAN ke-34 akhir pekan ini.
Pada hari Kamis, Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad dan istrinya adalah yang pertama tiba, disambut oleh Menteri Dalam Negeri Jenderal Anupong Paochinda.
Penasihat Negara Myanmar dan pemimpin de facto Aung San Suu Kyi tiba setelah pada hari Jumat, diterima oleh Wakil Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan Jenderal Prawit Wongsuwon.
Tujuh pemimpin lainnya dikabarkan mencapai Bangkok pada Jumat malam atau Sabtu pagi, dengan pertemuan puncak akan dimulai secara resmi pada Sabtu malam.
7. Digelar di Hotel Bintang Lima
Menurut thaivisa.com, KTT ASEAN ke-34 ini digelar Di The Athenee Hotel, A Luxury Collection Hotel, di Bangkok.
Perwakilan negara-negara anggota itu akan menghadiri sejumlah pertemuan di hotel bintang lima itu selama acara berlangsung pada 22-23 Juni 2019.
Para pejabat telah menyiapkan tempat untuk pertemuan pejabat senior ASEAN dan akan menjadi tuan rumah pertemuan pejabat ekonomi senior. Ruang pertemuan telah dialokasikan untuk konferensi para pemimpin ASEAN yang hadir, menteri luar negeri dan ekonomi, dan perwakilan dari dewan bisnis, Kamar Dagang dan sektor industri.
Konferensi akan diadakan pada hari Sabtu, 22 Juni.
Advertisement
8. Suvenir Tas Kain untuk Jurnalis
Sebuah Pusat Media yang didirikan di Grand Centre Point Hotel, Bangkok, telah dibuka untuk mengakomodasi anggota media. Peralatan telah dipasang untuk digunakan oleh jurnalis yang meliput acara ini, dan anggota media berita Thailand dan wartawan asing sudah mendaftar sejak 21 Juni pagi.
Anggota media harus masuk ke tempat pendaftaran untuk menerima kartu identitas dan tas kain suvenir, sebelum bekerja di area khusus untuk meliput KTT ASEAN ke-34.