Sukses

Arkeolog Mendeteksi Masjid Paling Tua di Eropa, Tersembunyi di Bawah Tanah

Para arkeolog telah mendeteksi adanya masjid tertua di Eropa, tersembunyi di dalam tanah, bekas Kerajaan Visigothic di Spanyol.

Liputan6.com, Jakarta - Para arkeolog telah mendeteksi adanya bangunan yang mungkin merupakan salah satu masjid paling tua di Eropa. Struktur itu tersembunyi di dalam tanah, bekas Kerajaan Visigothic di Spanyol. Peneliti mengetahui hal ini tanpa menggali, yakni dengan instrumen geomagnetik.

Teknologi itu mendeteksi adanya dinding dan struktur lain yang masih terkubur di bawah tanah di kota bernama Reccopolis, yang berada di daerah pedesaan di Madrid. Temuan awal mengatakan, situs bersejarah yang telah berusia 1.400 tahun itu jauh lebih luas dibandingkan dengan reruntuhan yang terlihat.

Kota Reccopolis dari Kerajaan Visigothic memang dibangun di masa-masa penuh ketegangan pada abad keenam. Era ini sering dikaitkan dengan migrasi massal, keruntuhan kekaisaran, kekurangan pangan, dan wabah pes, demikian sebagaimana dikutip dari laman Live Science pada Minggu (23/6/2019).

Para peneliti baru-baru ini juga menyinggung adanya peubahan iklim yang cukup drastis sekitar masa itu, yang mungkin berperan dalam meluasnya pergolakan.

Penguasa Kerajaan Visigothic di wilayah itu terguling sejak ditaklukkan oleh Islam pada 711. Sebuah bukti geofisika baru menunjukkan beberapa bukti pendudukan muslim sebelum akhirnya kota itu ditinggalkan pada tahun 800.

Para peneliti menemukan satu bangunan besar dengan orientasi berbeda dari semua bangunan lain di Kota Reccopolis: arahnya menuju Mekah. Denah lantai juga menyerupai masjid di Timur Tengah.

Seorang anggota tim peneliti bernama Michael McCormick, sejarawan abad pertengahan dan arkeolog di Harvard University mengatakan hanya penggalian yang akan dapat mengkonfirmasi bahwa bangunan itu memang sebuah masjid. Jika hal itu benar, maka mungkin bisa menjadi masjid tertua yang ada di Eropa.

Simak video pilihan berikut:

2 dari 3 halaman

Struktur Lain yang Ditemukan di Reccopolis

Penggalian telah berlangsung di Reccopolis selama beberapa dekade. Sejauh ini, para arkeolog hanya menemukan sekitar 8 persen dari area di dalam tembok kota. Ketika McCormick mengunjungi situs tersebut pada tahun 2014, ia melihat sisa-sisa istana, dan beberapa toko. Saat itu ia bertanya kepada rekannya yang merupakan peneliti dari University of Alcala di Spanyol, "di mana bagian kota lainnya?"

Tantangan itulah yang dijawab peneliti dengan bekerja sama pada tahun berikutnya. Mereka melakukan survei geomagnetik pertama di situs tersebut. Teknik ini memungkinkan para peneliti untuk melihat struktur di bawah tanah dengan memetakan anomali magnetik di bawah permukaan bumi.

Hasil survei tersebut menunjukkan, adanya ruang kosong di dalam tembok kota Reccopolis yang penuh dengan jalan dan bangunan. Selain itu, kota juga telah berkembang di daerah luar gerbang kota. Temuan ini dipublikasikan minggu lalu di jurnal Antiquity .

"Berkat survei geomagnetik baru ini, kami telah belajar bahwa ruang yang dikelilingi oleh tembok kota telah berkembang sepenuhnya dan bahwa populasinya cukup besar bahkan untuk meluap melewati tembok kota," kata Noel Lenski, seorang profesor klasik dan sejarah di Yale University, yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

3 dari 3 halaman

Jalanan dan Lorong Turut Ditemukan

"Di setiap ruang yang kami dapat survei, kami menemukan bangunan dan jalan-jalan serta lorong-lorong," kata anggota tim peneliti, McCormick, kepada Live Science.

Kerajaan Visigothic dibangun oleh orang-orang Visigoth dari Jerman di barat daya Eropa sebelum Abad Pertengahan dimulai. Pusat kekuatan kerajaan itu ada di Semenanjung Iberia pada paruh kedua abad keenam.

Raja Leovigild kemudian membuat ibu kota kerajaannya di Toledo, Spanyol, dan lebih jauh ke hulu di sepanjang Sungai Tagus. Pada 578, di wilayah itu ia membangun sebuah kota baru bernama Reccopolis.