Sukses

Memaknai Perspektif Baru tentang Semenanjung Korea di Pameran Foto DMZ

Sebuah pameran foto tentang wilayah DMZ digelar di Museum Nasional hingga 20 Juli 2019, di mana bertujuan memberikan perspektif baru tentang Semenanjung Korea.

Liputan6.com, Jakarta - Bisa dikatakan bahwa Perang Korea adalah salah satu perang yang terus menyisakan duka hingga saat ini.

Secara teknis, Korea Utara dan Korea Selatan masih berperang hingga detik ini, meski kedua negara telah berusaha membangun komunikasi damai dari tahun ke tahun.

Bukti nyata yang memisahkan kedua negara serumpun terpampang jelas pada Zona Demiliterisasi (DMZ) yang membentang di sebagian besar perbatasan mereka, di mana memisahkan jutaan tali keluarga.

Meski berdiri sebagai pagar yang dingin, namun DMZ menyimpan rindu sekaligus optimisme dari masyarakat kedua negara yang berbeda haluan tersebut.

Pemandangan kontras tersebut berusaha ditangkap dengan penuh makna oleh seorang fotografer asal Korea Selatan, Choi Byung-kwan, yang baru saja membuka pameran foto bertajuk Korea's DMZ in Search for the Land of Peace and Life di Ruang Temporer Museum Nasional, pada Senin 24 Juli.

"Melalui pameran karya fotografi Choi Byung-kwan ini diharapkan dapat mengubah pemahaman masyarakat dunia terhadap Zona Demiliterisasi, yang selalu identik dengan peristiwa tragis dan sisi gelapnya," ujar Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia, Kim Chang-beom. 

Dalam pembukaan yang dihadiri oleh beberapa duta besar negara sahabat dan juga pejabat Tanah Air, Dubes Kim mengutarakan harapannya agar pameran foto ini memberikan perspektif baru tentang keberagaman kondisi di sepanjang garis DMZ.

"Hal itu merupakan simbol dari semangat perdamaian dan rekonsiliasi. Meskipun, saat ini masih dalam situasi yang sulit. Saya rasa pameran ini akan membawa pesan perdamaian dan persatuan," ujar Dubes Kim berharap.

2 dari 3 halaman

Cita-Cita Menjadikan DMZ Sebagai Warisan Budaya Dunia

Sementara itu, fotografer Choi Byung-kwan menyampaikan harapan agar pameran tersebut dapat menjadik pijakan awal agar DMZ didaftarkan sebagai warisan budaya dunia Unesco, sehingga berpotensi membawa perdamaian abadi di semenanjung Korea.

"Saya ingin Anda semua memahami bahwa DMZ bukan hanya soal perbatasan, tapi juga tentang titik yang membagi banyak kisah humanis antara masyarakat dua Korea," ujar Choi dalam kata sambutannya.

Dalam pameran foto yang akan berlangsung hingga 20 Juli mendatang, pengunjung diajak menyelami serangakain obyek dramatis yang berhasil dipotret oleh Choi Byung-kwan.

Masing-masing menyimpan makna berbeda, mulai dari kesedihan karena berpisah dengan keluarga tercinta akibat perang, hingga semangat mengupayakan perdamaian menyeluruh di Semenanjung Korea.

Adapun eksibisi terkait merupakan yang pertama digelar di kawasan Asia Tenggara, setelah sebelumnya telah dipamerkan sebanyak 44 kali di berbagai negara dan galeri, termasuk di Markas Besar PBB, Museum Fotografi Tokyo, dan masih banyak lainnya.

3 dari 3 halaman

Ada Berbagai Kegiatan Menarik Lainnya

Adrianus Saheli, salah satu tamu undangan pembukaan itu, mengatakan bahwa pameran tersebut membuka matanya tentang pengaruh DMZ dalam hubungan antar masyarakat kedua negara Korea.

"Ada banyak kisah yang bisa saya gali tentang batas pemisah ini, benar-benar menambah wawasan tentang dinamika sejarah Korea," ujar Saheli.

Selain pameran foto, akan dihadirkan pula beberapa kegiatan menarik lainnya, seperti workshop tentang pertukaran budaya melalui bidang fotografi, seminar kepariwisataan terkait wilayah DMZ, dan masih banyak lainnya. 

Video Terkini