Sukses

Perusahaan Ini Akan Jual 50 Juta Makanan dari Campuran Listrik, Air, dan Udara

Sebuah perusahaan Finlandia mengklaim akan menjual 50 juta makanan yang terbuat dari campuran listrik, air dan udara.

Liputan6.com, Helsinki - Sebuah perusahaan Finlandia berencana menjual 50 juta porsi makanan yang terbuat dari campuran listrik, air dan udara.

Solar Foods, nama perusahaan itu, berencana menjual produk pangan unik tersebut di supermarket dalam waktu dua tahun mendatang.

Dikutip dari The Guardian pada Sabtu (29/6/2019), Solar Foods juga bekerja sama dengan Badan Antariksa Eropa untuk memasok makanan bagi astronot yang bertugas dalam misi ke Mars.

Kerja sama itu dilakukan, menurut Solar Food, setelah pihaknya berhasil merancang metode untuk menciptakan produk protein-berat yang terlihat, dan rasanya seperti tepung gandum dengan harga 5 euro (setara Rp 80.400) per kilogram.

Perusahaan yang berbasis di Helsinki, dibantu oleh penelitian dari VTT Technical Research Center Finlandia dan Lappeenranta University of Technology, akan mengajukan permohonan ke Uni Eropa untuk lisensi makanan baru tersebut pada akhir tahun ini, sebelum memulai produksi komersial pada 2021 mendatang.

2 dari 3 halaman

Mirip Pembuatan Bir

Bubuk yang dikenal sebagai Solein dapat diberikan tekstur melalui pencetakan tiga dimensi (3D), atau ditambahkan ke piring dan produk makanan sebagai bahan.

Ini diproduksi melalui proses yang mirip dengan pembuatan bir.

Mikroba hidup dimasukkan ke dalam cairan dan diberi makan dengan karbon dioksida dan gelembung hidrogen, di mana kemudian dilepaskan dari air melalui aplikasi listrik.

Penggunaan mikroba adalah untuk membentuk protein, yang kemudian dikeringkan sebagai bubuk.

Dr Pasi Vainikka, kepala eksekutif dari startup teknologi terkait, mengatakan perusahaan telah menghasilkan cara netral karbon untuk menghasilkan sumber protein yang sepenuhnya alami, tanpa membuang-buang tanah atau air.

Pra-rekayasa pada pabrik skala penuh baru saja dimulai, tambahnya.

"Ini adalah jenis makanan yang benar-benar baru, jenis protein baru, berbeda dengan semua makanan di pasaran saat ini --dalam cara diproduksa-- karena tidak memerlukan pertanian atau akuakultur," katanya.

3 dari 3 halaman

Bukan untuk Menantang Petani

Vainikka mengatakan dia tidak mengharapkan produknya, yang dia gambarkan sebagai protein paling ramah lingkungan di dunia, untuk menantang para petani dalam dua dekade mendatang.

Tetapi, itu adalah "panen baru bagi rakyat", karena tiga perempat dari total kalori dunia berasal dari 12 tumbuhan dan lima spesies hewan.

Seperempat jejak karbon dunia disebabkan oleh produksi pangan, tetapi PBB mengatakan perlu ada peningkatan bahan makanan sebanyak 50-70 persen pada pertengahan abad ini.

Setengah dari tanah layak huni dunia digunakan untuk pertanian dan para ilmuan mengklaim tangkapan puncak untuk industri perikanan, dalam hal efisiensi, adalah 20 tahun yang lalu.

Vainikka mengatakan bubuk itu bisa menjadi "bahan seperti bahan apa pun dalam makanan", atau mungkin untuk "membuat bubuk itu menjadi serat yang menyerupai daging atau roti".