Liputan6.com, Mosul - Sebuah istana kuno berusia 3.400 tahun muncul dari reservoir di wilayah Kurdistan di Irak setelah ketinggian airnya surut akibat kekeringan. Penemuan reruntuhan di waduk Mosul yang berada di tepi Sungai Tigris mengilhami penggalian arkeologis spontan, yang akan meningkatkan pemahaman tentang Kekaisaran Mittani.
Tim peneliti Kurdi-Jerman dalam siaran persnya menyebut, era itu merupakan salah satu kekaisaran yang belum banyak diteliti dari ancient Near East atau dikenal Timur Dekat Kuno.
Baca Juga
"Temuan ini adalah salah satu penemuan arkeologis paling penting di wilayah ini dalam beberapa dekade terakhir," ujar arkeolog Kurdi Hasan Ahmed Qasim mengatakan dalam siaran pers seperti dikutip dari CNN, Rabu (3/6/2019).
Advertisement
Istana itu berdiri hanya 65 kaki atau sekitar 19 meter dari sungai dengan teras berundak. Dinding teras dari bata lumpur kemudian terlihat ditambahkan untuk menstabilkan bangunan, papar arsitektur yang mengesankan.
Ivana Puljiz, seorang arkeolog dari Institut Universitas Tübingen untuk Studi Timur Dekat Kuno, menggambarkan istana, yang dikenal sebagai Kemune, sebagai bangunan yang dirancang dengan hati-hati dengan dinding bata lumpur setebal dua meter (6,6 kaki).
"Beberapa dinding tingginya lebih dari dua meter, dan berbagai ruangan memiliki dinding diplester," tambah Puljiz.
Â
Saksikan Juga Video Berikut Ini:
Temuan Penguat Era Kekaisaran Mittani
Tim juga menemukan lukisan dinding dalam nuansa merah dan biru, yang mungkin merupakan fitur umum istana pada saat itu tetapi jarang ditemukan dilestarikan."Menemukan lukisan dinding di Kemune adalah sensasi arkeologis," katanya dalam siaran pers.
"Kemune hanya situs kedua di wilayah di mana lukisan dinding dari periode Mittani telah ditemukan," kata Puljiz kepada CNN dalam email.
Sepuluh tablet tanah liat yang ditutupi Cuneiform, sistem penulisan kuno yang dikenal dengan sebutan Akasara Paku, juga ditemukan. Foto-foto teks beresolusi tinggi telah dikirim ke Jerman untuk diterjemahkan.
"Dari teks-teks itu kami berharap mendapatkan informasi tentang struktur dalam kekaisaran Mittani, organisasi ekonominya, dan hubungan ibu kota Mittani dengan pusat-pusat administrasi di daerah-daerah tetangga," kata Puljiz kepada CNN.
Para arkeolog pertama kali mengetahui situs tersebut pada tahun 2010 ketika level air di reservoir rendah, tetapi ini adalah pertama kalinya mereka dapat melakukan ekskavasi.
Namun, situs itu tenggelam tak lama setelah penggalian, kata Puljiz, menambahkan: "Tidak jelas kapan akan muncul lagi."
Advertisement