Liputan6.com, Tokyo - Pemerintah Jepang telah memerintahkan proses evakuasi terhadap ratusan ribu orang di Pulau Kyushu. Hal itu dilakukan adanya hujan lebat yang memicu tanah longsor dan kerusakan lainnya.
Sejak Jumat, beberapa daerah di Kyushu bagian selatan telah mengalami curah hujan hingga 1.000 mm sejak Jumat pekan lal. Sementara para ahli meramalkan curahan 350 mm akan turun di beberapa daerah pada Kamis tengah hari, kata lembaga penyiaran NHK dikutip dari Al Jazeera, Rabu (3/7/2019).
Advertisement
Baca Juga
Sementara di Pulau Shikoku Jepang, diperkirakan akan turun hujan hingga 250 mm pada Kamis. Ryota Kurora, peramal cuaca, memperingatkan potensi tanah longsor, banjir, dan sungai yang meluap di wilayah selatan daerah itu.
Saat ini, perintah evakuasi telah dikeluarkan kepada 600.000 penduduk kota Kagoshima, serta dua ribuan di dua kota kecil di prefektur yang sama di Kyushu.
Adapun 310.000 penduduk pulau lainnya disarankan untuk mencari perlindungan, Kyodo News melaporkan.
Di Tokyo, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan warga harus "mengambil langkah-langkah untuk melindungi hidup mereka, termasuk evakuasi dini". Ia juga memerintahkan petugas keamanan (SDF) untuk mempersiapkan operasi penyelamatan jika diperlukan.
Abe dikritik karena respon lambat pemerintah pada Juli tahun lalu ketika hujan lebat memicu tanah longsor dan banjir, menewaskan lebih dari 200 orang. Kala itu, insiden disebut sebagai bencana cuaca terburuk Jepang dalam beberapa dekade.
Simak video pilihan berikut:
Hujan Lebat dan Topan pada Tahun Lalu
Sementara itu pada 29 juli 2018 lalu, sebuah badai besar berjuluk Jongdari dilaporkan kian menguat di sebagian besar wilayah barat dan tengah Jepang. Badai tersebut sedikitnya melukai 21 orang dan membuat puluhan ribu rumah rusak serta kehilangan pasokan listrik.
Topan Jongdari membawa hujan lebat dan angin kencang dengan kecepatan 180 kilometer per jam. Pemerintah Jepang pun menetapkannya sebagai badai tropis yang berisiko sebabkan tanah longsor.
Dikutip dari BBC, kantor berita resmi Jepang NHK menyebut badai terus bergerak menuju arah barat, dan puluhan ribu orang telah diperingatkan untuk berdiam sementara, hingga badai benar-benar reda.
Sehari sebelum badai menyerang, tepatnya pada Sabtu, 28 Juli 2018, otoritas berwenang di Negeri Matahari Terbit memerintahkan evakuasi terhadap 36.400 orang di Kota Shobara dan 6.300 orang di Kota Kure, dua wilayah di tengah Jepang yang disebut paling terkena dampak bencana.
Advertisement