Sukses

India Memulai Proses Pembelian Jet Tempur Terbesar dalam Sejarah

Pemerintah India dikabarkan tengah memulai proses pembelian armada jet tempur dalam kapasitasnya sepanjang sejarah.

Liputan6.com, New Delhi - Pemerintah India telah melangkah lebih dekat untuk mengundang tawaran pembelian 114 jet tempur, yang saat ini merupakan kesepakatan terbesar di dunia, ketika Perdana Menteri Narendra Modi berupaya untuk meningkatkan kemampuan angkatan bersenjata negara itu.

PM Modi berkeinginan mengganti seluruh armada pesawat tempur India yang sudah tua, demikian sebagaimana dikutip dari The Straits Times pada Kamis (4/7/2019).

Kesepakatan itu --bernilai lebih dari US$ 15 miliar (setara Rp 211 triliun)-- telah menarik tawaran awal dari produsen armada pertahanan global, termasuk Boeing Co, Lockheed Martin Corp, dan SAAB AB Swedia.

Namun, PM Modi mensyaratkan bahwa setidaknya 85 persen dari produksi jet tempur tersebut harus dilakukan di India, lapor dokumen awal yang dikeluarkan lebih dari setahun lalu.

Memodernisasi kekuatan pertahanan India sangat penting bagi Modi, yang hampir tidak menandatangani kesepakatan senjata besar baru selama masa jabatan pertamanya, bahkan ketika ancaman keamanan nasional datang dari dua negara tetangga, China dan Pakistan.

Apalagi ditambah fakta bahwa jet tempur F-16 milik Pakistan berhasil melumpuhkan MiG 21 era Soviet --andalan Angkatan Udara India-- dalam pertempuran udara selama konfrontasi militer awal tahun ini.

2 dari 3 halaman

India Butuh 400 Pesawat Tempur

Evaluasi penawaran awal dan penyelesaian persyaratan Angkatan Udara telah dimulai, kata Menteri Pertahanan Junior Shripad Naik di hadapan Parlemen India.

Negara itu juga sedang menyusun dokumen awal untuk membeli tank dan kendaraan lapis baja, serta meminta pembuat kapal asing untuk menunjukkan minat dalam memproduksi kapal selam di India, katanya.

Angkatan Udara dan Angkatan Laut India membutuhkan sebanyak 400 pesawat tempur bermesin tunggal dan ganda, menurut pemerintah.

3 dari 3 halaman

Jet Pertama Harus Diserahkan dalam Tiga Tahun

Boeing bermitra dengan Hindustan Aeronautics Ltd --yang dikelola pemerintah-- dan Mahindra Defense Systems Ltd untuk kesepakatan jet tempur, menawarkan F/A-18.

Sementara Lockheed akan bersama-sama mengajukan penawaran dengan konglomerasi Tata untuk memproduksi pesawat F-21.

Adapun SAAB --produsen aviasi dari Swedia" bekerja sama dengan miliarder Gautam Adani untuk menawarkan jet Gripen andalannya.

Di lain pihak, setelah membatalkan pesanan pada Dassault Aviation untuk 126 jet Rafale senilai US$ 11 miliar (setara Rp 155 triliun) pada 2015 --prosesnya memakan waktu hampir satu dekade-- pemerintahan PM Modi akhirnya memutuskan membeli 36 jet tempur secara terpisah.

Di bawah tender baru, pemenang harus menyerahkan jet pertama dalam waktu tiga tahun setelah mengamankan kontrak.