Liputan6.com, New York - Badan atom Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah membenarkan bahwa pengayaan uranium Iran melampaui aturan kesepakatan nuklir 2015.
Badan Energi Atom Internasional mengatakan, para inspekturnya memverifikasi pada Senin, 8 Juli 2019 bahwa Iran telah melampaui batas pengayaan 3,67 persen yang ditetapkan dalam perjanjian tersebut.
Advertisement
Baca Juga
Batas pengayaan uranium itu bertujuan untuk membatasi kemampuan Teheran untuk mengembangkan senjata nuklir, dengan imbalan mencabut sanksi, lapor VOA Indonesia dilansir pada Selasa (9/7/2019).
Laporan PBB tidak merinci seberapa besar Iran sudah melampaui batas pengayaan. Namun, Associated Press mengutip juru bicara Organisasi Energi Atom Iran, Senin, yang mengatakan Teheran telah memperkaya uranium dengan kemurnian "sekitar 4,5 persen".
Iran sebelumnya mengatakan dapat memperkaya uranium hingga 20 persen. Pernyataan itu membuktikan sikap Teheran yang ingin mengurangi komitmennya terhadap perjanjian nuklir.
Sudahkah Mampu Membangun Senjata Nuklir?
Pengayaan uranium hingga 5 persen sudah cukup untuk menghasilkan bahan bakar untuk pembangkit listrik tenaga nuklir. Namun jumlah itu masih jauh di bawah 90 persen yang dibutuhkan untuk membangun senjata nuklir.
Bagaimanapun eskalasi pengayaan uranium Iran tetap saja mengkhawatirkan. Langkah itu telah dikecam oleh tiga negara Eropa yang turut serta dalam kesepakatan: Inggris, Prancis, dan Jerman.
Sementara China, yang juga turut serta dalam perjanjian, mengatakan semua itu terjadi akibat AS. Sebagaimaa diketahui, Presiden AS Donald Trump menarik Amerika Serikat dari kesepakatan nuklir tahun lalu dan menjatuhkan sanksi keras terhadap Iran.
Simak video pilihan berikut:
AS Balas Ultimatum dengan Ancaman
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo mengatakan, Iran akan menghadapi sanksi lebih lanjut jika benar melanggar batas pengayaan uranium.
"Perluasan program nuklir Iran terbaru akan mengarah pada isolasi dan sanksi lebih lanjut," kata Pompeo di Twitter.
"Rezim Iran, yang dipersenjatai dengan senjata nuklir, akan menimbulkan bahaya yang lebih besar bagi dunia," kata Pompeo.
Sebelumnya para ahli mengatakan, Iran telah mematuhi perjanjian bahkan setelah AS hengkang dari kesepakatan.
Namun Teheran kemudian mengumumkan pada 8 Mei, mereka tidak akan lagi menghormati batas yang ditetapkan oleh pakta.
Negeri Persia juga mengancam akan melangkah lebih jauh dan meninggalkan lebih banyak komitmen nuklir, kecuali mitra yang tersisa - Inggris, China, Prancis, Jerman dan Rusia - membantunya menghindari sanksi, terutama dengan membeli minyaknya.
Advertisement