Liputan6.com, Washington, D.C - Presiden Amerika Serikat Donald Trump tidak dapat memblokir akun yang mengkritiknya di media sosial Twitter.
Dikutip dari laman Washington Post, Rabu (10/7/2019) seperti yang diketahui, selama ini Presiden AS tersebut berkomunikasi dengan masyarakat juga menggunakan Twitter.
Hal itu tak bisa ia lakukan setelah adanya keputusan dari Pengadilan Banding Federal Amerika Serikat (AS) yang memutuskan bahwa Presiden Donald Trump melanggar konstitusi dengan memblokir orang-orang yang memiliki pandangan yang tak ia sukai dari akun Twitter-nya.
Advertisement
Baca Juga
Keputusan ini disampaikan pada Selasa 9 Juli kemarin. Lewat amandemen pertama dimana melarang Trump untuk menggunakan fungsinya dalam proses pemblokiran pengikutnya yang ada di Twitter.
"Amandemen pertama tidak mengizinkan pejabat publik yang menggunakan akun media sosial untuk segala macam tujuan resmi untuk mengecualikan orang dari dialog online yang terbuka karena mereka menyatakan pandangan yang tidak disetujui pejabat tersebut," tulis Hakim Wilayah Barrington Parker.
Kasus ini dibawa kepengadilan setelah sedikitnya tujuh orang yang pernah diblokir oleh Donald Trump tidak menyukai kebiasaan mantan pengusaha tersebut.
Kasus tersebut pertama kali dibawa ke pengadilan pada tahun 2017 oleh para pengikut yang jadi korban dari Trump.
Bicara soal Twitter, Donald Trump pernah menyampaikan keluh kesahnya kepada sang CEO media sosial tersebut.
Pada 23 April 2019, Trump melakukan pertemuan dengan Kepala Eksekutif Twitter Inc Jack Dorsey. Keduanya menghabiskan waktu yang cukup signifikan.
Dalam pertemuan itu, Trump bertanya ke Dorsey perihal kehilangan sejumlah pengikut (followers) di akun Twitter pribadinya, demikian dikutip dari laman Channel News Asia.
"Pertemuan luar biasa ini berlangsung di White House dengan @Jack dari @Twitter. Banyak topik yang dibahas seputar platform mereka dan dunia media sosial secara umum," tulis Trump dalam akun Twitternya.
Dorsey, yang sebelumnya tidak pernah bertemu dengan Trump, menjawab dalam tweet: "Terima kasih atas waktunya. Twitter ada di sini untuk melayani seluruh percakapan publik, dan kami bermaksud menjadikannya lebih sehat dan lebih sopan. Terima kasih untuk diskusi tentang itu. "
Salah seorang sumber mengatakan, Dorsey menanggapi kekhawatiran Donald Trump tentang hilangnya sejumlah followers di akun-nya.
Â
Jumlah Akun Followers yang Hilang
Sebelumnya, Trump sempat menuding bahwa pihak Twitter bias terhadapnya. Trump mentweet: "Mereka tidak memperlakukan saya dengan baik sebagai seorang Republikan. Sangat Diskriminatif."
Menurut catatan dari pihak Donald Trump, jumlah followers yang berkurang sebanyak 204.000 atau 0,2 persen dari 53,4 juta pengikutnya.
Pada Oktober 2018, Trump juga mengkritik Twitter; "Twitter telah menghapus banyak orang dari akun saya."
Sebagai seorang politisi, Trump memiliki salah satu akun yang paling banyak diikuti di Twitter. Lewat media sosial ini pula Donald Trump kerap menyampaikan hal-hal berkaitan dengan tugas negara atau hal yang kontroversi.
Advertisement