Sukses

Miliarder Sekaligus Mantan Kandidat Presiden AS Ross Perot Meninggal Dunia

Ross Perot menjadi seorang miliarder sukses setelah menjual mayoritas sahamnya kepada sejumlah perusahaan pemrosesan data yang ia dirikan.

Liputan6.com, Dallas - Ross Perot, seorang miliarder teknologi serta mantan kandidat presiden Amerika Serikat meninggal dunia pada Selasa, 9 Juni 2019 di kediamannya di Dallas pada usia 89 tahun.

Dikutip dari laman New York Post, Rabu (10/7/2019) penyebab kematian kandidat presiden AS pada era 1990-an itu meninggal akibat leukemia yang ia derita.

Ross Perot menjadi seorang miliarder sukses setelah menjual mayoritas sahamnya kepada sejumlah perusahaan pemrosesan data yang ia dirikan, Electronic Data System ke General Motors seharga US$2,5 miliar pada pertengahan 1950.

Menurut laporan dari Majalah Forbes tahun 2019, total kekayaan pria itu mencapai US$ 4,1 miliar atau setara Rp 57 triliun, demikian dikutip dari laman CNN.

Perot juga dikenal sebagai sosok yang dermawan dan pemurah. Pada tahun 1969, ia dianggap sebagai pahlawan lantaran memberikan obat-obatan dan makanan ke tahanan perang Amerika Serikat di Vietnam Utara.

Ross Perot pernah mencalonkan diri sebagai Presiden AS dalam pemilu 1992 dan 1996. Sebelum itu, ia pernah berkarier di dunia militer sebelum akhirnya banting stir menjadi pengusaha.

Di bawah spanduk "United We Stand America," ia menghabiskan US$ 65 juta untuk kampanye inovatif tentang dirinya dan ide-idenya jika kelak menjadi Presiden Amerika Serikat.

Ia tergolong cukup berhasll dan mengantongi 19 persen suara, berada di urutan ketiga di belakang Bill Clinton dan George HW Bush.

Pada saat kampanye, Ross Perot menantang Clinton dan Bush dengan persoalan Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara. Ia berpendapat perjanjian itu akan menyebabkan hilangnya pekerjaan Amerika.

 

2 dari 2 halaman

Kalimat Tak Terlupakan dari Ross Perot

Sejumlah ucapan semasa hidup Ross Perot selalu dikenang. Salah satunya kiat sukses yang ia pegang sehingga menjadi miliarder sukses.

"Kebanyakan orang menyerah tepat ketika mereka akan mencapai kesuksesan," ujar Perot.

"Mereka berhenti di garis akhir. Mereka menyerah pada menit terakhir pertandingan dengan satu kaki dari touchdown kemenangan."

Menurut Juru Bicara keluarga Perot, Ross adalah sosok yang berintegritas. Seorang patriot Amerika sejati dan seorang lelaki dengan visi, prinsip, dan belas kasih yang langka.