Sukses

Gula dari Jus Buah Bisa Meningkatkan Risiko Kanker, Ini Alasannya

Sebuah studi ilmiah menyebut bahwa gula dari jus buah bisa memicu risiko kanker. Benarkah?

Liputan6.com, Paris - Sebuah hasil penelitian terbaru menyebut minum jus buah dalam jumlah besar dapat meningkatkan risiko kanker. Hal itu terungkap setelah meneliti hubungan antara konsumsi teratur semua jenis minuman manis, dan kemungkinan terserang penyakit.

Penelitian yang dilakukan di Prancis ini adalah studi substansial pertama yang menemukan hubungan spesifik antara gula dan kanker.

Dikutip dari The Guardian pada Kamis (11/7/2019), minuman manis seperti cola, limun, dan minuman berenergi dikaitkan dengan obesitas, yang merupakan penyebab kanker, tetapi para peneliti Prancis menduga ada alasan lain mengapa gula bisa memicunya.

Studi yang dipublikasikan di jurnal BMJ, menemukan hubungan keterkaitan risiko kanker dan jus buah sama kuatnya seperti yang terjadi pada konsumsi minuman cola.

"Ketika minuman manis dibagi menjadi 100 persen jus buah dan minuman ringan lainnya, konsumsi kedua jenis tersebut dikaitkan dengan risiko kanker yang lebih tinggi secara keseluruhan," katanya.

Mengurangi jumlah minuman manis yang kita konsumsi dapat membantu mengurangi beban kanker, kata para penulis.

Namun, hal itu tidak berarti minuman manis mutlak dilarang untuk diminum.

"Seperti umumnya tentang nutrisi, idenya bukan untuk menghindari makanan, melainkan untuk menyeimbangkan asupan," kata Dr Mathilde Touvier dari Inserm, institut kesehatan dan penelitian medis nasional Perancis, yang memimpin penelitian,

"Rekomendasi dari beberapa lembaga kesehatan masyarakat adalah untuk mengkonsumsi kurang dari satu gelas per hari. Jika Anda mengonsumsi minuman bergula sesekali, itu tidak akan menjadi masalah, tetapi jika Anda minum setidaknya satu gelas sehari, maka bisa meningkatkan risiko beberapa penyakit, termasuk mungkin kanker," lanjut Touvier menjelaskan.

2 dari 3 halaman

Mirip Kasus pada Cola

Risiko kanker pada konsumsi jus buah menunjukkan kasus yang mirip pada cola.

"Penggerak utama dari asosiasi tersebut adalah gula, jadi ketika kita melihat kandungan gula per 100 mililiter, cola biasa atau jus jeruk misalnya, kemungkinan besar sama saja dampaknya. Jadi tidak aneh kalau kami mengamati asosiasi ini pada jus buah," kata Touvier.

Tetapi, berbagai lembaga kesehatan masyarakat mengatakan bahwa jus buah sedikit lebih baik karena mengandung beberapa vitamin dan serat, tambahnya.

Penelitian ini bersifat observasional, sehingga tidak mungkin bagi para peneliti untuk menyatakan bahwa gula adalah penyebab kanker.

Penulis menyerukan agar hasil studi ini diselidiki lebih lanjut. Mereka mengatakan ada mekanisme biologis yang masuk akal, seperti efek gula pada lemak visceral yang disimpan di sekitar organ vital seperti hati dan pankreas, kadar gula darah, dan penanda inflamasi, yang semuanya terkait dengan peningkatan risiko kanker.

Data dikumpulkan melalui survei nutrisi yang sudah berjalan lama di Prancis, yang disebut NutriNet-Santé. Penelotian itu melibatkan 101.257 orang dewasa yang sehat di sana, di mana 79 persen di antaranya adalah wanita.

3 dari 3 halaman

Terpusat pada Risiko Kanker Payudara

Mereka yang ikut serta dalam penelitian terkait, setidaknya telah menyelesaikan dua kuesioner pola makan 24 jam secara online yang divalidasi.

Kuesioner itu dirancang untuk mengukur asupan harian mereka dari 3.300 jenis makanan dan minuman, dan ditindaklanjuti selama maksimal sembilan tahun.

Selama waktu itu, hampir 2.200 kasus kanker didiagnosis, termasuk 693 kanker payudara.

Mereka menemukan bahwa peningkatan 100 militer dalam konsumsi minuman manis dikaitkan dengan peningkatan 18 persen risiko kanker secara keseluruhan, dan peningkatan risiko kanker payudara sebesar 22 persen.

Graham Wheeler, ahli statistik senior di pusat studi kanker University College London, mengatakan penelitian ini besar, dirancang dengan baik dan ditambahkan dengan bukti risiko.

Tetapi, katanya, "sementara ada beberapa bukti untuk hubungan antara konsumsi minuman manis dan risiko kanker payudara, hubungan yang sama tidak ditemukan untuk kanker kolorektal atau kanker prostat".

"Penelitian lebih lanjut tentang mekanisme biologis antara konsumsi minuman manis dan kanker sangat perlu dilakukan, untuk menentukan apakah benar-benata ada keterkaitan secara ilmiah," jelas Wheeler.