Sukses

Kanker Usus, Pekerja Migran Indonesia di Arab Saudi Dipulangkan ke Tanah Air

KJRI Jeddah di Arab Saudi memulangkan pekerja migran Indonesia yang menderita kanker usus.

Liputan6.com, Jeddah - Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah, Arab Saudi, memulangkan seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang mengidap kanker usus. 

PMI bernama Rubinah Widi Adam diantar seorang staf dari KJRI Jeddah pada Kamis (11/7/2019), karena kondisi kesehatan yang tidak memungkinkan melakukan perjalanan sendirian. 

Informasi yang berhasil dihimpun KJRI, perempuan kelahiran 1983 ini diberangkatkan ke Arab Saudi dengan visa ziarah atau kunjungan. Setelah 6 bulan bekerja, dia minta kepada majikan untuk dikembalikan ke Tanah Air karena sakit.

"Dia mengaku ditelantarkan oleh majikannya di Bandara Jeddah dengan asalan mau dipulangkan. Sayangnya, Rubinah tidak mengetahui identitas dan alamat majikannya," tutur Mochamad Yusuf, Konsul Teknis Tenaga Kerja KJRI Jeddah, sebagaimana tertulis dalam rilis yang diterima oleh Liputan6.com pada Kamis (11/9/2019). 

Awalnya, tambah Yusuf, Teknis Tenaga Kerja KJRI Jeddah membawa Rubinah ke klinik terdekat untuk mendapatkan pengobatan. Namun, ternyata dia diindikasikan mengidap kanker usus, sehingga harus dirujuk ke rumah sakit besar untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. 

KJRI Jeddah di Arab Saudi memulangkan pekerja migran Indonesia yang menderita kanker usus. (KJRI Jeddah)

WNI kelahiran Semarang, Jawa Tengah, tersebut kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Umum (RSU) King Fahad dan sesuai arahan dokter, dia harus menjalani operasi pengangkatan kanker.

Usai 10 hari menjalani perawatan pascaoperasi, Rubinah dibawa kembali ke shelter KJRI. Sambil mengurus final exit bagi Rubinah, Tim Pelanayan dan Pelindungan KJRI Jeddah melakukan pendekatan kepada pihak rumah sakit agar bisa mendapatkan keringanan biaya pengobatan. 

Menyikapi maraknya WNI (khususnya wanita) yang diberangkatan secara tidak prosedural ke Arab Saudi untuk bekerja, Konsul Jenderal (Konjen) RI Jeddah, Mohamad Hery Saripudin, mengajak seluruh instansi terkait dan para pemuka masyarakat untuk ikut menyadarkan warganya agar tidak berangkat ke Arab Saudi untuk bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART).

"Berangkat dengan visa kunjungan (ziarah) untuk bekerja, cukup beresiko dari sisi perlindungan, karena tidak memiliki ikatan kontrak yang legal antara PMI dan pengguna jasa. Sulit pembelaannya jika terjadi sengketa antara kedua pihak, lantaran status keberadaan dia (PMI) di Arab Suadi sudah menyalahi aturan," terang Konjen.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Banyak yang Ilegal

Ditambahkan oleh Konjen, pemerintah Indonesia telah resmi memberlakukan kebijakan moratorium pengiriman PMI ke beberapa negara, termasuk Arab Saudi, untuk bekerja sebagai ART sesuai dengan Kepmenaker Nomor 260 Tahun 2015 tentang Penghentian dan Pelarangan Penempatan TKI pada Pengguna Perseorangan di Negara-Negara Kawasan Timur Tengah. 

Namun demikian, KJRI Jeddah dalam sepekan menerima lebih dari 5 orang WNI perempuan yang kabur dari tempat kerjanya. Mereka umumnya dipekerjakan di sektor domestik dan didatangkan dari Indonesia secara ilegal. 

"Umumnya, mereka direkrut oleh sponsor atau calo perusahaan, tapi kemudian disalurkan ke sektor rumah tangga untuk bekerja sebagai asisten rumah tangga,” pungkas Hery.