Liputan6.com, Kabul - Sebuah bom bunuh diri terjadi di bagian timur Provinsi Nangarhar, Afghanistan. Serangan itu menargetkan pesta pernikahan.
Seorang pengebom bunuh diri memicu ledakan pada Jumat pagi, 12 Juli 2019 di dalam rumah seorang komandan pro-pemerintah di Distrik Pachir Aw Agam, kata pejabat polisi Fayz Mohammad Babarkhil.
Advertisement
Baca Juga
Penduduk setempat mengatakan kepada kantor berita Reuters terdapat 10 korban jiwa, sedangkan Al Jazeera melaporkan ada 5 orang yang meninggal.
Selain korban meninggal, 40 orang lainnya dikabarkan luka-luka, lapor Al Jazeera dikutip Jumat (12/7/2019). Saat ini, para korban luka telah dibawa ke rumah sakit setempat di Afghanistan, menurut juru bicara gubernur Nangarhar Atahullah Khogyani.
Taliban Bantah Bertanggung Jawab
Taliban, yang telah menyepakati perjanjian untuk mengurangi korban sipil di Afghanistan; membantah bertanggung jawab atas serangan itu.
Milisi pro-pemerintah sering bekerja dengan pasukan keamanan Afghanistan yang kewalahan untuk mencegah teritori jatuh ke tangan Taliban.
Sementara itu, afiliasi ISIS memang memiliki keberadaan yang kuat di Nangarhar.
ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan sejenis pada bulan lalu.
Simak video pilihan berikut:
Bom Mobil di Afghanistan Sebelumnya
Sementara itu, sebuah bom mobil meledak di Afghanistan bagian tengah pada Senin, 8 Juli 2019. Ledakan tersebut menewaskan 14 orang, termasuk delapan anggota pasukan keamanan serta enam warga sipil.
Selain itu, lebih dari 180 orang lainnya dikabarkan mengalami luka-luka. Banyak di antara mereka adalah pelajar yang baru pulang dari sebuah agenda di salah satu sekolah terdekat, demikian sebagaimana dikutip dari The Guardian.
Taliban mengklaim bertanggung jawab atas ledakan bom mobil tersebut, yang menghantam sebuah kerumunan di kota Ghazni, tidak jauh dari kantor dinas intelijen utama Afghanistan, Direktorat Keamanan Nasional (NDS), selama jam sibuk di Minggu siang.
Dalam sebuah pernyataan, pihak Taliban menyebut puluhan perwira NDS terbunuh dan terluka.
Serangan itu terjadi ketika para pejabat Taliban bersama sekelompok aktivis Afghanistan dan tokoh masyarakat sipil bertemu di Doha, Qatar. Mereka melakukan pembicaraan untuk membuka jalan bagi perundingan perdamaian penuh di masa depan.
"Serangan ini membahayakan anak-anak, saya sangat mengutuknya," twit perwakilan khusus Amerika Serikat (AS) untuk rekonsiliasi Afghanistan, Zalmay Khalilzad, mengecam.
Advertisement