Liputan6.com, Damaskus - Enam warga sipil tewas dalam sebuah tembakan roket di Kota Aleppo, Suriah pada Minggu, 14 Juli 2019. Delapan lainnya juga luka-luka dalam serangan oleh gerilyawan tersebut.
Kantor berita SANA melaporkan, dua daerah terkena imbas "serangan roket teroris" , gedung kota turut jadi sasaran dihantam.
Advertisement
Baca Juga
Pengamat perang Suriah yang bermarkas di Inggris mengkonfirmasi jumlah korban. Pemimpin organisasi itu, Rami Abdel Rahman mengatakan jumlah orang yang tewas dapat meningkat. Mengingat, beberapa orang yang terluka berada dalam kondisi serius.
"(Militan) di bagian barat Aleppo telah menargetkan kota sejak pagi," kata Abdel Rahman, dikutip dari Channel News Asia pada Senin (15/7/2019).
Misteri Penembak Roket
Adapun surat kabar pro-pemerintah Suriah mengatakan tentara telah menanggapi serangan tersebut. Meski tuduhan mengarah kepada gerilyawan, tidak segera jelas siapa penembak roket tersebut.
Eksistensi Al-Qaeda Suriah Hayat Tahrir al-Sham (HTS) terdapat di provinsi tetangga Aleppo, Idlib serta daerah terdekat termasuk daerah pedesaan Aleppo Barat. Kelompok militan yang lebih kecil juga terdapat di daerah itu.
Sementara itu, pihak Rusia dan pemerintah Suriah telah meningkatkan serangan terhadap Idlib sejak akhir April, menewaskan hampir 600 warga sipil.
Pejuang HTS dan kombatan lainnya telah menanggapi dengan serangan terhadap pasukan pemerintah Suriah di wilayah tersebut, termasuk di bagian utara provinsi Hama, yang juga tetangga Aleppo.
Sejak perang saudara berkecamuk pada 2015, pihak rezim telah menorehkan sebagian keberhasilan. Saat ini, pasukan pemerintah telah merebut kembali daerah yang pernah dipegang oleh pemberontak; kecuali untuk Provinsi Idlib dan bagian dari provinsi tetangga Hama, Aleppo dan Latakia.
Perang Suriah telah menewaskan lebih dari 370.000 orang dan jutaan orang terlantar sejak dimulai pada 2011 dengan penumpasan brutal terhadap protes anti-pemerintah.
Simak pula video pilihan berikut:
Bentrokan Pemerintah Vs Oposisi, Sasar Fasilitas Medis
Sementara itu, bentrokan terjadi antara tentara pemerintah dan pasukan yang dipimpin militan di Suriah barat laut, kata seorang pengamat perang pada Kamis 11 Juli 2019. Lebih dari 100 orang tewas dalam kejadian tersebut.
Kekerasan berkecamuk di tepi benteng oposisi sejak Rabu, meski ada kesepakatan gencatan senjata. Di antara korban tewas adalah delapan warga sipil, kata Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia.
Enam dari mereka, termasuk seorang anak, tewas dalam serangan udara oleh pasukan rezim di Kota Jisr al-Shughur, Suriah, sebagaimana dikutip dari Al Jazeera.
Sasar Fasilitas Medis
PBB mengatakan telah menerima laporan, serangan itu menghantam fasilitas medis dan pekerja kesehatan.
Perang saudara di Suriah telah menewaskan lebih dari 370.000 orang, sejak meletus pada 2011.
Pesawat Rusia dan pemerintah Suriah telah melakukan pengeboman mematikan sejak akhir April. Pasukan rezim juga berperang melawan militan dan pemberontak yang didukung sekutu di tepi benteng yang dipegang oleh Hayat Tahrir al-Sham, mantan afiliasi Al-Qaeda.
Pertempuran dan pengeboman sejak Rabu malam telah menewaskan sedikitnya 57 pasukan pemerintah serta 44 militanan dan pemberontak sekutu, kata pemantau perang yang bermarkas di Inggris secara detail.
"Pertempuran sedang berlangsung saat pesawat rezim dan artileri menghantam daerah itu," kata kepala Observatorium Rami Abdel Rahman.
Sekretaris Jenderal PBB Ketua PBB Antonio Guterres "mengecam keras" serangan udara yang sedang berlangsung dan mendesak agar "warga sipil dan infrastruktur sipil, termasuk fasilitas medis, harus dilindungi".
Advertisement