Liputan6.com, New York - Kita yang tinggal di Indonesia memang tidak merasakan musim panas, tetapi di belahan Bumi lain yang mengalaminya, ada kecenderungan bahwa semakin banyak orang tertarik mencoba narkoba.
Dalam hasil studi ilmiah yang terbit dalam Journal of General Internal Medicine, di Amerika Utara dan Eropa banyak orang tertarik mencoba mengonsumsi tiga jenis narkoba yang paling populer, yakni kokain, ekstasi, dan LSD, ketika musim panas datang.
Dikutip dari CNN pada Selasa (23/7/2019), para peneliti menemukan bahwa lebih dari sepertiga penggunaan LSD dan sekitar 30 persen dari penggunaan ekstasi dimulai pada musim panas. Sekitar 28 persen penggunaan kokain juga dimulai di waktu yang sama.
Advertisement
Baca Juga
Joseph Palamar, penulis utama studi ini dan seorang profesor kesehatan masyarakat di NYU School of Medicine, mengatakan bahwa musim panas membawa waktu kosong, terutama bagi kaum muda yang tidak banyak melakukan kegiatan.
"Orang-orang tidak bekerja dengan gila (di musim panas)," katanya.
"Jika seseorang pergi, mungkin hanya karena cuaca yang lebih hangat, di mana mungkin lebih sering digunakan untuk bergaul dengan orang lain," tambah Palamar.
Momen seperti itu, masih menurut Palamar, dapat meningkatkan kemungkinan ditawari suatu zat, terutama pada acara-acara musim panas, di mana narkoba seperti jenis ekstasi mudah ditemukan.
"Banyaknya konser yang digelar di musim panas, dikombinasikan dengan suhu tinggi, bisa menjadikan narkoba sebagai rujukan untuk mendapat sensasi relaks lebih cepat," ujarnya.
"Jika Anda mencoba ekstasi, dan Anda mabuk, lalu Anda menari dalam cuaca panas, itu berbahaya," lanjut Palamar. "Ekstasi adalah hal terakhir yang sangat mungkin dikonsumsi dengan tidak direncanakan di banyak tempat, terutama yang memiliki empat musim."
Rata-Rata Naik Sebanyak 700 Ribu Orang
Menurut Survei Nasional Penggunaan Narkoba dan Kesehatan oleh Kementerian Kesehatan AS, sekitar tiga juta orang mulai menggunakan ganja pada tahun 2017, tiga kali lipat dari mereka yang mencoba kokain di tahun serupa.
Survei itu membandingkan dengan apa yang telah ditemukan oleh tim terkait pada dua tahun berturut-turut sebelumnya, yakni pada 2016 dan 2015.
Disebutkan pula bahwa jumlah rata-rata orang yang mencoba kokain dalam periode terkait naik sebanyak 700 ribu orang.
Tim peneliti terkait juga menganalisis tanggapan terhadap survei nasional, yang menanyakan kepada puluhan ribu orang tentang penggunaan narkoba mereka setiap tahun.
Awalnya hanya berfokus pada ekstasi, para peneliti menemukan bahwa penggunaan pertama kali obat lain --termasuk kokain, LSD dan ganja-- juga meningkat selama musim panas.
"Jika kita berpikir tentang pencegahan atau pengurangan dampak buruk secara real-time, kita perlu tahu kapan orang berisiko paling tinggi untuk menggunakan," kata Palamar.
Upaya pencegahan perlu menargetkan remaja dan dewasa muda menjelang akhir tahun pendidikan, tambahnya, dan orang-orang perlu memahami bagaimana narkoba mempengaruhi mereka selama bulan-bulan hangat.
Advertisement
Melibatkan Kehadiran Festival Musik
Munculnya festival musik musim panas, baik di Amerika Serikat dan di seluruh dunia, mungkin terkait dengan risiko penggunaan narkoba, kata Palamar.
Di Eropa, misalnya, kunjungan ruang gawat darurat untuk puncak keracunan obat terjadi di setiap musim panas.
Pada 2013, dua orang pemuda meninggal di festival musik New York Electric Zoo setelah menggunakan ekstasi, dan setidaknya empat lainnya dalam kasus serupa dirawat di rumah sakit.
Kematian tersebut menyebabkan pembatalan hari terakhir festival, dan sekelompok orang yang memasok obat-obatan --salah satunya ikut tewas-- mengaku bersalah di pengadilan federal atas tuduhan konspirasi narkotika.
Setahun kemudian, panitia festival musik terkait mengahdirkan video imbauan anti-narkoba secara berkala selama agenda terkait berlangsung.