Sukses

Rusia - China Patroli Dekat Pulau Sengketa, Jepang dan Korsel Geram

Rusia melakukan patroli udara bersama China, mendorong Korea Selatan dan Jepang mengirim jet sebagai tanggapan.

Liputan6.com, Tokyo - Rusia mengatakan telah melakukan patroli udara bersama pertama dengan China, mendorong Korea Selatan dan Jepang untuk mengirim jet sebagai tanggapan.

Kementerian pertahanan Rusia mengatakan empat pembom, yang didukung oleh jet tempur, berpatroli di rute yang telah direncanakan sebelumnya di Laut Jepang dan Laut China Timur.

Pada satu titik, patroli itu menjadi "formasi udara tunggal yang terdiri dari sederetan pasangan pesawat yang terbang dalam jarak 3-4 kilometer", kata Letnan Jenderal Sergei Kobylash dalam sebuah pernyataan di televisi.

Korea Selatan mengatakan jet-nya menembakkan suar dan tembakan peringatan senapan mesin ketika pesawat-pesawat Rusia datang, demikian seperti dikutip dari BBC, Rabu (24/7/2019).

Jepang telah memprotes baik Rusia dan Korea Selatan atas insiden itu.

Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga mengatakan: "Mengingat sikap Jepang mengenai kedaulatan atas Takeshima, pesawat militer Korea Selatan yang melakukan tembakan peringatan sama sekali tidak dapat diterima dan sangat disesalkan."

Sementara Rusia menuduh pilot Korea Selatan melakukan "manuver berbahaya" di sekitar pulau-pulau yang disengketakan, "melintasi jalur dengan kelompok penerbangan dan menciptakan bahaya bagi keselamatan penerbangan".

Sedangkan Kepala Kantor Keamanan Nasional Korea Selatan, Chung Eui-yong, telah mengajukan keberatan kuat kepada Dewan Keamanan Rusia, dan meminta dewan untuk mengambil tindakan yang tepat.

Simak video pilihan berikut:

2 dari 2 halaman

Dekat Pulau Sengketa

Dugaan serangan itu terjadi 25 km di atas pulau Dokdo atau Takeshima yang disengketakan, yang diduduki oleh Korea Selatan tetapi juga diklaim oleh Jepang.

Korea Selatan mengatakan pesawat-pesawat Rusia dan China memasuki Zona Identifikasi Pertahanan Udara Korea (KADIZ) pada Selasa pagi - dan bahwa pesawat perang Rusia A-50 yang terpisah dua kali melanggar wilayah udaranya di dekat kepulauan itu.

Rusia membantah tuduhan itu.

Pesawat pembom Rusia dan China dan pesawat pengintai kadang-kadang memasuki zona itu dalam beberapa tahun terakhir, tetapi ini adalah insiden pertama dari jenisnya antara Rusia dan Korea Selatan.