Liputan6.com, Jakarta - Palestina kembali meminta Indonesia untuk membebaskan 61 komoditi ekspornya dari bea masuk. Hal itu disampaikan Moga Simatupang, Sekretaris Direktorat Jenderal Negosiasi Perdagangan Internasional, Kementerian Perdagangan Indonesia.
Di antara ke-61 produk yang dimohon Palestina untuk dibebaskan bea ekspor adalah mur, baut, dan sabun.
Baca Juga
Moga mengatakan, saat ini telah ada dua komoditi Palestina yang dibebaskan penuh dari tarif, yakni kurma dan zaitun.
Advertisement
"Kementerian perdagangan telah menerima permohonan tersebut, tapi kita perlu melakukan preferential trade agreement tidak seperti yang sebelumnya kita lakukan dengan MoU," kata Moga Simatupang di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (24/7/2019).
"Selain produk mereka bisa masuk 0 persen, kita berharap ada penurunan tarif produk kita ke sana," lanjutnya.
Saat ini, nilai jual-beli Indonesia dengan Palestina telah mencapai US$ 3,5 juta, menurut data dari BPS. Indonesia mengekspor US$ 2,8 juta sementara impor RI dari Palestina baru US$ 717.000. Dengan demikian Jakarta masih surplus dari Ramallah.
Adapun komoditas Indonesia yang dibeli Palestina di antaranya adalah kopi, Â roti, peralatan toko roti, piring, kayu, dan karet vulkanisir.
Simak pula video pilihan berikut:
Jajaki Kerja Sama Perdagangan yang Lebih Luas
Untuk meningkatkan nilai perdagangan bilateral, Kedutaan Besar Palestina di Jakarta mengadakan workshop bertajuk Export Led Prosperity Made in Palestine yang digelar Kamis, 24 Juni 2019. Kegiatan itu bermanfaat untuk membuka wawasan para pemangku bisnis dan kebijakan di Indonesia terhadap berbagai dimensi perekonomian yang ada di Palestina.
"Kami bertujuan untuk bisa memperkuat perekonomian kedua negara, Palestina dan Indonesia, sehingga kita bisa bersama-sama dalam mengembangkan perekonomian yang ada," kata Duta Besar Palestina Zuhair Al Shun dalam sambutan lokakarya.
"Saya mengundang Bapak dan Ibu sekalian untuk datang ke Palestina, sehingga dapat menyaksikan langsung bagaimana potensi-potensi perekonomian yang ada di Palestina," lanjutnya.
Dalam seminar ini hadir sejumlah delegasi misi dagang Ramallah, di antaranya adalah Jawad Al Muty yang mewakili Kementerian Perekonomian Nasional Palestina, perwakilan Palestine Trade Center (Paltrade), Ola Hammouda dari Palestine Investment Promotion Agency, serta Hammad Sadeq dari Palestinian Industrial Free Zones.Â
Dalam lokakarya ini, Palestina berharap aktor bisnis Indonesia dapat mengidentifikasi secara detail produk apa saja yang mereka anggap berpotensi bagus dalam perdagangan.
Selain perwakilan sejumlah perusahaan, dalam acara ini hadir pula JICA dan LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia).
Advertisement