Liputan6.com, Amsterdam: Jenderal Serbia asal Bosnia, Ratko Mladic, siap diadili dengan tuduhan melakukan genosida, Rabu (16/5) ini. Mladic didakwa memimpin aksi pembantaian terhadap 8.000 anak laki-laki dan laki-laki dewasa dari kelompok Muslim di Srebrenica pada 1995. Pembantaian itu disebut sebagai aksi kekejaman terburuk di Eropa sejak Perang Dunia II.
Mladic (70) adalah tokoh terakhir dari pemeran protagonis utama dalam perang Balkan tahun 1990-an. Rencananya, ia akan diadili di Pengadilan Kriminal Internasional di Den Haag, Belanda. Ia juga dituduh mendalangi pembantaian yang terjadi tidak hanya selama seminggu di Srebrenica, tetapi juga dalam kasus pengepungan 43-bulan Sarajevo, di mana lebih dari 10.000 orang tewas ditembak para penembak jitu, diberondong dengan senapan mesin, dan penggunaan artileri berat .
Daftar tuduhan itu berasal dari tindakannya saat menjabat sebagai komandan militer Serbia dalam perang Bosnia berkisar 1992-1995 dari genosida untuk membunuh, aksi-aksi teror dan kejahatan lain terhadap kemanusiaan.
Namun Mladic, yang ditangkap Mei tahun lalu setelah 16 tahun dalam pelarian, membantah tuduhan itu dan menyebutnya hal yang "mengerikan". Ia juga mengatakan terlalu sakit untuk diadili. Pengadilan juga memperbolehkan pembelaan "tidak bersalah" atas namanya.
Sebelumnya, kasus ini sempat membangkitkan emosi kekerasan di antara warga Balkan. Para korban selamat juga terlihat menghadiri lokasi persidangan dan meneriaki "Pembunuh!" dan "Pembantai" kepada pria yang dijuluki "Penjagal Bosnia" itu.
Sementara itu, Mladic terlihat marah dan menantang selama sidang pra-pengadilan, mengejek hakim, berteriak, dan mengganggu proses persidangan.
"Seluruh dunia tahu siapa aku. Saya Jenderal Ratko Mladic, saya membela rakyat saya, negara saya ... sekarang saya membela diri," katanya saat sidang pra-pengadilan tahun lalu.
Mladic juga pernah menjabat sebagai tentara Serbia Bosnia, selama beberapa hari pada Juli 1995, ketika pejuang Serbia menyerbu daerah markas Srebrenica di Bosnia timur, yang secara teoritis di bawah perlindungan pasukan penjaga perdamaian PBB Belanda.
Video rekaman penembakan pada saat itu juga menunjukkan Mladic berbaur dengan tahanan Muslim. Tak lama setelah itu, pria dan anak laki-laki dipisahkan dari perempuan, yang dilucuti dari identifikasi, dan ditembak. (Reuters/Vin)
Mladic (70) adalah tokoh terakhir dari pemeran protagonis utama dalam perang Balkan tahun 1990-an. Rencananya, ia akan diadili di Pengadilan Kriminal Internasional di Den Haag, Belanda. Ia juga dituduh mendalangi pembantaian yang terjadi tidak hanya selama seminggu di Srebrenica, tetapi juga dalam kasus pengepungan 43-bulan Sarajevo, di mana lebih dari 10.000 orang tewas ditembak para penembak jitu, diberondong dengan senapan mesin, dan penggunaan artileri berat .
Daftar tuduhan itu berasal dari tindakannya saat menjabat sebagai komandan militer Serbia dalam perang Bosnia berkisar 1992-1995 dari genosida untuk membunuh, aksi-aksi teror dan kejahatan lain terhadap kemanusiaan.
Namun Mladic, yang ditangkap Mei tahun lalu setelah 16 tahun dalam pelarian, membantah tuduhan itu dan menyebutnya hal yang "mengerikan". Ia juga mengatakan terlalu sakit untuk diadili. Pengadilan juga memperbolehkan pembelaan "tidak bersalah" atas namanya.
Sebelumnya, kasus ini sempat membangkitkan emosi kekerasan di antara warga Balkan. Para korban selamat juga terlihat menghadiri lokasi persidangan dan meneriaki "Pembunuh!" dan "Pembantai" kepada pria yang dijuluki "Penjagal Bosnia" itu.
Sementara itu, Mladic terlihat marah dan menantang selama sidang pra-pengadilan, mengejek hakim, berteriak, dan mengganggu proses persidangan.
"Seluruh dunia tahu siapa aku. Saya Jenderal Ratko Mladic, saya membela rakyat saya, negara saya ... sekarang saya membela diri," katanya saat sidang pra-pengadilan tahun lalu.
Mladic juga pernah menjabat sebagai tentara Serbia Bosnia, selama beberapa hari pada Juli 1995, ketika pejuang Serbia menyerbu daerah markas Srebrenica di Bosnia timur, yang secara teoritis di bawah perlindungan pasukan penjaga perdamaian PBB Belanda.
Video rekaman penembakan pada saat itu juga menunjukkan Mladic berbaur dengan tahanan Muslim. Tak lama setelah itu, pria dan anak laki-laki dipisahkan dari perempuan, yang dilucuti dari identifikasi, dan ditembak. (Reuters/Vin)