Liputan6.com, Beijing - Hujan lebat memicu tanah longsor di Provinsi Guizhou, China Barat Daya pada Rabu 24 Juli 2019. Pemerintah mengatakan 11 orang tewas dan 42 warga hilang dalam peristiwa tersebut.
Menurut laporan Channel News Asia, Rabu (24/7/2019), tim penyelamat telah mengevakuasi 11 orang setelah tanah longsor mengubur 21 rumah di sebuah desa di daerah Shuicheng pada Selasa 23 Juli malam waktu setempat. Demikian menurut Kementerian Manajemen Darurat melalui situs mikroblogging China, Weibo.
Baca Juga
Video tanah longsor yang disiarkan oleh stasiun televisi pemerintah China, CGTN menunjukkan sisi bukit yang runtuh yang tertutup lumpur tebal dan ekskavator tengah menggali timbunan puing-puing.
Advertisement
Petugas penyelamat yang memakai helm dengan obor terlihat berjuang melewati lumpur tebal saat ambulans menunggu di dekatnya.
"Sekitar 560 penyelamat masih menyisir puing-puing mencari korban. Presiden China Xi Jinping menyerukan penyelidikan cermat terhadap manajemen banjir dan bencana untuk mengurangi kerusakan lebih lanjut," kata kementerian itu.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Longsor di Lokasi Terpisah
Tanah longsor sering menjadi bahaya di daerah pedesaan dan pegunungan di China, terutama setelah hujan lebat, dan negara ini telah mengalami banjir besar pada 2019 sejauh ini.
Sebuah tanah longsor juga terjadi di lokasi terpisah, di lokasi konstruksi sebuah desa di County Hezhang, Guizhou pada hari Selasa. Peristiwa itu menewaskan satu orang dan enam lainnya hilang, kata pemerintah county.
Sekitar 2,2 juta orang di Guizhou telah terkena dampak banjir dan angin kencang pada paruh pertama tahun ini, dan bencana alam telah mengurangi pendapatan ekonomi lokal tahun ini 3,1 miliar yuan (US $ 450 juta), demikian dilaporkan kantor berita resmi China, Xinhua.
Advertisement