Liputan6.com, Jakarta - Ribuan demonstran turun ke jalanan Moskow, Rusia, menuntut agar anggota oposisi diizinkan mencalonkan diri dalam pemilu lokal. Namun, aksi itu berakhir dengan penangkapan para demonstran oleh polisi.
Seperti dikutip dari BBC, Minggu (28/7/2019), sejumlah demonstran diseret menjauh dari balai kota ketika pasukan keamanan menggunakan tongkat membubarkan kerumunan aksi.Â
Baca Juga
Menurut polisi setempat, ada 1.074 orang ditangkap dalam aksi yang tak mengantongi izin itu.
Advertisement
Wali Kota Moskow, Sergei Sobyanin menyebut demonstrasi itu sebagai "ancaman keamanan". Ia pun berjanji untuk menjaga ketertiban umum di Moskow.
Menurut polisi, sekitar 3.500 orang berkumpul untuk demonstrasi, termasuk sekitar 700 jurnalis.
Polisi Rusia dengan pakaian antihuru-hara mendorong kerumunan dari penghalang di sekitar kantor wali kota di pusat Moskow. Para demonstran kemudian dibawa ke kantor polisi.
Sejumlah pengunjuk rasa terlihat berdarah sementara dua anggota pasukan keamanan dilaporkan menerima cedera mata akibat semprotan merica.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Politikus Oposisi Ditahan
Aksi ini digelar untuk memprotes pengucilan terhadap kandidat oposisi dalam pemilu lokal. Pihak oposisi mengatakan mereka dilarang karena alasan politik.
Beberapa kandidat yang dilarang mencalonkan pada pemilihan 8 September telah ditahan sebelumnya.
Dalam pemilu ini, calon yang didiskualifikasi sekitar 30 orang. Mereka dinyatakan gagal mengumpulkan cukup tanda tangan yang valid untuk mencalonkan diri.
Pemimpin oposisi Alexei Navalny yang juga kritikus sengit Presiden Vladimir Putin, dipenjara selama 30 hari pada Rabu setelah menyerukan demonstrasi yang tidak disetujui.
Advertisement