Sukses

Korsel Bebaskan 3 Warga Korut yang Melintas Perbatasan

Seoul melihat terdapat handuk putih diikatkan pada tiang perahu sebagai tanda mereka berpotensi ingin membelot.

Liputan6.com, Pyongyang - Tiga warga Korea Utara diketahui melintasi perbatasan laut pada akhir pekan. Mereka tertangkap tengah menaiki kapal penangkap ikan. Menanggapi hal itu, Kementerian Unifikasi Seoul mengatakan hendak membebaskan ketiganya, lapor The Straits Times dikutip Senin (29/7/2019).

Sebetulnya insiden ini bukanlah hal baru. Kapal-kapal nelayan Korea Utara sering melanggar perbatasan laut antar-Korea atau pergi ke Selatan.

Namun dalam kasus pekan lalu, otoritas Korsel menarik kapal melintasi perbatasan pada Sabtu. Saat itu, Seoul melihat terdapat handuk putih diikatkan pada tiang perahu sebagai tanda mereka berpotensi ingin membelot, kata pejabat.

Sementara ketiga warga Korea Utara yang ada di kapal mengatakan dalam interogasi, mereka telah keluar jalur secara tidak sengaja dan ingin kembali ke rumah.

Korea Selatan memberi tahu Pyongyang, para kru telah setuju untuk meninggalkan pelabuhan Korea Selatan menuju Korut. Mereka akan kembali Senin malam, kata kementerian yang bertanggung jawab atas urusan antar-Korea di Seoul dalam sebuah pernyataan.

Langkah ini dilakukan oleh Seoul menyusul tindakan Korea Utara melepaskan kapal penangkap ikan Rusia. Dalam perahu nelayan itu terdapat 15 awak Rusia dan dua awak Korea Selatan yang ditahan setelah dituduh melanggar peraturan masuk.

Simak pula video pilihan berikut:

2 dari 2 halaman

Korsel Sempat Diperingatkan dengan Rudal

Sementara itu, beberapa waktu lalu Korea Utara meluncurkan rudal tipe baru. Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengatakan hal itu sebagai peringatan bagi Korea Selatan untuk berhenti mengimpor senjata teknologi tinggi, dan melakukan latihan militer bersama dengan Amerika Serikat (AS), lapor media pemerintah KCNA.

Korut melakukan uji coba peluncuran dua rudal balistik jarak pendek baru pada Kamis, 25 Juli 2019, kata pejabat Korea Selatan, lapor Al Jazeera.

Ini merupakan tes pertama sejak pertemuan terakhir antara Kim Jong-un dan Presiden AS Donald Trump pada bulan lalu, ketika kedua pemimpin negara setuju untuk menghidupkan kembali pembicaraan denuklirisasi.

Kepala Staf Gabungan Seoul (JCS) mengatakan, dua rudal Korea Utara diluncurkan tepat setelah fajar dari Wonsan di pantai timur.

Seorang pejabat militer di Seoul mengatakan salah satu dari dua senjata itu terbang sejauh lebih dari 430 kilometer, sementara yang lain menempuh jarak 690 kilometer.

Laporan KCNA tidak menyebutkan Donald Trump atau AS, tetapi mengatakan Kim Jong-un mengkritik pihak berwenang Korea Selatan karena melakukan latihan bersama, yang biasanya dilakukan dengan pasukan Negeri Paman Sam.

"Kita tidak bisa tidak mengembangkan sistem senjata super-kuat nonstop untuk menghilangkan potensi dan ancaman langsung terhadap keamanan negara kita yang ada di Selatan," kata Kim, menurut KCNA.

Kim Jong-un menuduh Korea Selatan melakukan "transaksi ganda", karena mengatakan mereka mendukung perdamaian, tetapi secara bersamaan mengimpor senjata baru dan melakukan latihan militer.