Sukses

Donald Trump Umbar Retorika Rasis Lagi, Kali Ini Sasar Politikus Kulit Hitam

Presiden AS Donald Trump kembali mengumbar retorika rasis, kali ini menyasar seorang politisi kulit hitam asal Baltimore, Maryland.

Liputan6.com, Washington DC - Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali mengumbar retorika rasis, kali ini menyasar seorang politisi kulit hitam asal Baltimore, Maryland.

Trump mengatakan lewat Twitter pada akhir pekan lalu bahwa distrik Baltimore, yang direpresentasikan oleh anggota DPR AS Elijah Cummings (Demokrat), sebagai "kekacauan yang menjijikan, penuh dengan tikus dan hewan pengerat", di mana "tidak ada manusia yang ingin tinggal di sana."

Baltimore merupakan wilayah konstituen DPR AS yang mayoritas dihuni oleh komunitas Afrika-Amerika.

Seperti dikutip dari Associated Press pada Selasa (30/7/2019), Trump beranggapan bahwa komentar kerasnya itu "tidaklah rasis." Ia justru menyebut, Cummings-lah yang bersikap demikian.

"Jika si rasis Elijah Cummings mau memusatkan energinya untuk menolong orang-orang baik di distriknya, dan Baltimore, mungkin perbaikan untuk wilayah itu bisa terjadi," kata Donald Trump.

Setelah 'menyerang' Cummings, sang presiden kembali mengumbar retorika kerasnya kepada seorang simpatisan sang legislator, pendeta Al Sharpton, yang juga berasal dari Baltimore.

Sharpton sebelumnya menggelar konferensi pers, menyuarakan kritiknya terhadap komentar Trump kepada Cummings.

"Al (Sharpton) adalah penjahat, pembuat masalah," kritik Trump kepada sang pendeta, yang juga merupakan aktivis hak-hak sipil di AS.

Sang presiden juga menyebut Sharpton sebagai "Pembenci kulit putih & polisi," lanjutnya lewat sebuah cuitan di Twitter.

Sharpton merespons, dengan mengatakan "Saya memang membuat masalah (terkhusus) untuk para bigot," jelasnya mereferensi Donald Trump.

Ini merupakan kelanjutan dari retorika berbau rasis yang diutarakan oleh sang presiden AS. Beberapa pekan lalu, ia 'menyerang' beberapa legislator perempuan AS berdarah Latin-Amerika dan naturalisasi, dengan mengatakan bahwa mereka "bisa kembali ke (negara) asalnya yang rusak dan penuh dengan kejahatan".

Simak video pilihan berikut:

2 dari 2 halaman

Tanggapan Gedung Putih

Kantor Kepresidenan AS atau Gedung Putih buka suara terkait retorika tajam sang presiden kepada politisi dan figur Afrika-Amerika Baltimore tersebut.

Penjabat Kepala Staf Kepresidenan, Mick Mulvaney mengatakan bahwa komentar sang presiden merupakan "reaksi rasa frustrasinya kepada fraksi Demokrat di Kongres yang terus membakar isu tentang skandal campur tangan Rusia pada Pilpres 2016 dan potensi pemakzulan presiden," AP melaporkan.

Trump, kata Mulvaney, melontarkan kritik keras terkait isu di Baltimore karena "para pengkritiknya di Kongres AS mengabaikan masalah serius di dalam negeri dan cenderung hanya berfokus pada upaya-upaya untuk melemahkan pemerintah."

"Saya mengerti bahwa semua yang dikatakan Donald Trump menyinggung beberapa orang," kata Mulvaney.

Namun dia menambahkan, "Presiden mengkritik terhadap apa yang dia anggap salah. Begitulah cara dia melakukannya di masa lalu, dan dia akan terus melakukannya di masa depan."

AP menulis, Donald Trump tengah berupaya untuk menempatkan publik AS ke dalam polarisasi rasial serta memanfaatkan kecemasan masyarakat pada aspek demografis serta budaya, demi menjaring simpatik menjelang kampanyenya untuk Pilpres 2020 mendatang.