Liputan6.com, Tokyo - Tahukah Anda berapa biaya untuk membersihkan, katakanlah, tumpahan minyak dari kapak tanker di laut lepas? Atau, berapa banyak uang yang hilang ketika pasar saham Jepang jatuh setelah salah satu pekerja membuat kesalahan ketik?
Baca Juga
Advertisement
Menurut artikel yang dipulikasikan pada situs brainberries.co, dikutip pada Rabu (31/7/2019), dunia ini penuh dengan kesalahan. Beberapa di antaranya bahkan punya nilai mahal. Jutaan demi jutaan dolar terbuang sia-sia.
Jadi, apa saja kesalahan fatal yang harus dibayar dengan harga mahal yang pernah dilakukan oleh manusia? Berikut 5 di antaranya:
1. Pasar Saham Jepang - US$ 236 Juta
Pada 2014, Kepala TSE (Bursa Efek Tokyo) telah mengundurkan diri karena kesalahan perdagangan yang menyebabkan kerugian sebesar US$ 236 juta, merusak kepercayaan di pasar saham terbesar di Asia.
Presiden Takuo Tsurushima dan dua eksekutif senior lainnya telah meminta maaf kepada investor atas "kelalaian" ini, ketika sistem perdagangan TSE gagal memblokir order penjualan untuk 1 saham.
Kegagalan itu disebabkan oleh kesalahan pengetikan yang disebut "fat finger" (atau biasa disebut typo), yang dilakukan oleh seorang karyawan di Mizuho Securities (perusahaan investasi perbankan), yang hanya bermaksud menjual satu saham di perusahaan rekrutmen tenaga kerja, J-Com, seharga 610.000 yen.
Order penjualan tersebut lebih besar 40 kali dari saham perusahaan yang beredar, yakni 14.500 yen.
Transaksi tersebut memengaruhi volume besar saham dalam saham blue-chip, seperti Toyota Motors, Honda, dan Nomura. Seluruh saham langsung dibatalkan saat itu juga. Asosiasi Pedagang Efek Jepang (JSDA) mengkonfirmasi masalah tersebut.
"Perusahaan anggota melakukan penjualan saham pada transaksi di luar bursa, pukul 09.25 (waktu Jepang), 1 Oktober 2014," kata JSDA dalam sebuah pernyataan. "Namun, ini adalah murni kelalaian mereka."
"Setelah semua laporan itu dibatalkan pada 09.43, laporan yang benar direvisi dan dibuat pada 13.44."
Advertisement
2. Orbiter Iklim Mars - US$ 328 Juta
Salah satu alasan NASA menggunakan sistem metrik untuk semua perhitungan adalah karena seluruh dunia menggunakannya juga.
Namun, beda halnya ketika badan antariksa itu membuat wahana Mars Climate Orbiter pada 1998.
Beberapa perhitungan matematika tidak dilakukan dalam sistem metrik, melainkan unit imperial (berkaitan dengan pengukuran nonmetrik --ons, pon, batu, inci, kaki, mil, hektar, pint, galon, dll.-- yang sebelumnya digunakan untuk semua penghitungan di Inggris), yang tentu saja menyebabkan pengorbit tersebut mengalami kecelakaan pada 1999, padahal sudah menelan biaya US$ 328 juta.
3. The Challenger - US$ 1,7 Miliar
Pada tahun 1986, sebagian besar penduduk Amerika Serikat --bahkan mungkin dunia-- menyaksikan pesawat ulang-alik antariksa pertama yang membawa tujuh astronaut di dalamnya, "The Challenger", yang membawa mereka terbang ke angkasa luar.
Malangnya, setelah 73 detik dilepaskan dari Kennedy Space Center (Florida), ada sesuatu yang tidak beres pada mesin roket itu. Challenger tiba-tiba meledak di udara, menewaskan seluruh awak.
Selain meninggalkan trauma pada negara tersebut, AS pun menderita kerugian seniali US$ 1,7 miliar. Namun, angka ini tak sebanding dengan ketujuh nyawa para kosmonot.
Advertisement
4. Kelabilan Ronald Wayne - US$ 35 Miliar
Tidak banyak orang yang tahu siapa Ronald Wayne. Dia adalah pendiri Apple yang menjual 10% sahamnya seharga US$ 800.
Ketika Apple didirikan pada 2 April 1976, Wayne ada di antara dua pendiri lain, yaitu Steve Jobs dan Steve Wozniak. Wayne memiliki 10 persen saham di perusahaan itu.
Namun, hanya 12 hari setelah Apple mulai beroperasi, Wayne menyerah dan menjual sahamnya hanya dengan US$ 800 lantaran merasa perusahaan ini tak akan berkembang. Namun, yang terjadi sekarang adalah kebalikan ekspektasinya.
"Kala itu kami berusia 20-an," kata Wayne kepada Cult of Mac. "Kami masih labil."
5. Alaska - US$ 50,7 Miliar
AS telah membeli Alaska dengan harga sangat sedikit, yaitu US$ 7,2 juta pada tahun 1867. Sementara itu, lokasi Alaska sebenarnya berada di wilayah kekuasaan Rusia, tetapi Negeri Beruang Merah melepaskan Alaska begitu saja ke AS, bahkan dengan harga kecil.
Rusia mungkin kala itu berpikir bahwa mereka tidak membutuhkan es. Namun, bertahun-tahun kemudian, mereka menyesal karena ada banyak kandungan minyak di Alaska, yang bisa bernilai US$ 50,7 miliar atau lebih.
Advertisement