Sukses

Parfum Hingga Berlian, 6 Benda Ini Pernah Terbuat dari Bagian Tubuh Manusia

Barang-barang yang biasa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari ini ternyata pernah berbahan dasar dari bagian tubuh manusia.

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa dari kita akan dengan hati-hati memeriksa label pada produk yang akan kita gunakan untuk memeriksa apakah ada bahan aneh yang terkandung dari produk tersebut.

Ada juga yang tidak membaca label dan tetap membeli barang yang diinginkan. Lalu bagaimana rasanya jika menemukan makanan atau lotion yang digunakan mengandung bagian tubuh manusia?

Apakah Anda akan merasa jijik?

Pada zaman dulu --saat produk belum memiliki label banyak orang tanpa disadari menjadi kanibal gara-gara menelan makanan yang terbuat dari bagian tubuh manusia.

Banyak produk mengandung sekresi manusia dan bagian tubuh yang dikembangkan saat itu.

Tapi jangan takut! Kini Anda mungkin tidak akan menelan makanan yang terbuat dari bagian tubuh manusia tanpa mengetahuinya.

Seperti yang dilansir dari listverse.com, berikut ini lima jenis produk yang dahulu terbuat dari bagian tubuh manusia:

2 dari 7 halaman

1. Parfum

Di Prancis, ada seorang wanita bernama Katia Apalatehui yang ditinggal suaminya karena meninggal. Ia sangat merindukan sang suami sampai sering mencium sarung bantalnya agar terus teringat.

Kejadian itulah yang membuat Katia mendapatkan ide dan memutuskan untuk membuat parfum yang berbau seperti orang mati.

Ia kemudian bertemu dengan ahli Kimia, Geraldine Savary dari University of Le Havre di Prancis untuk menciptakan metode pengambilan bau dari barang-barang orang mati dan menggunakannya untuk membuat parfum.

Parfum itu konon pernah dijual di pasar Prancis.

3 dari 7 halaman

2. Obat

Di abad ke 16 sampai 18, banyak orang Eropa berubah menjadi kanibal tanda disadari setelah mengonsumsi obat-obatan yang terbuat dari tulang, darah dan lemah orang hidup dan mati.

Pada saat itu, obat-obatan tersebut dapat dipercaya dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit.

Seperti tengkorak yang digiling menjadi bubuk obat pereda sakit kepala. Lalu usnea --lumut yang sering muncul pada tengkorak manusia yang terkubur digunakan untuk menghentikan mimisan dan menyembuhkan epilepsi.

Banyak mumi di Mesir yang menjadi korbannya. Tubuh mereka digiling untuk menghasilkan obat yang katanya bisa menyembuhkan pendarahan internal.

Lalu ada lemak tubuh yang dioles ke kulit untuk menutupi luka.

Darah segar dari orang hidup juga ditambahkan ke makanan yang dimasak atau hanya diminum agar tetap sehat. Banyak orang miskin pada saat itu yang tidak mampu membeli darah manusia hidup, sering menghadiri eksekusi publik dengan membawa cangkir untuk mengambil darah segar dari orang yang dieksekusi.

4 dari 7 halaman

3. Berlian

Saat ini terdapat bisnis yang menawarkan untuk mengubah jenazah yang terlah dikremasi menjadi berlian --atau mereka lebih suka menyebutknya, "memorial diamonds."

Berlian tersebut terbuat dari karbon yang merupakan elemen paling berlimpah di tubuh manusia.

Proses pertama dimulai dari kremasi. Tubuh manusia menghasilkan beberapa abu setelah dikremasi. Namun, sering juga diisi kotoran yang dihilangkan ketika abu dibersihkan dengan asam.

Karbon tersebut murni 99 persen dan tetap mengandung sekitar 1 persen dari beberapa unsur lain seperti boron. Boron itu sering dibiarkan sendiri karena memiliki sifat yang hampir identik dengan karbon dan membuat berlian berwarna biru.

Menariknya, berlian yang terbuat dari sesorang yang pernah menjalani kemoterapi saat hidup, lebih ringan dibanding yang tidak. Itu terjadi karena kemoterapi sering mengurangi kandungan boron tubuh. Jaman dulu, menggunakan kulit manusia untuk menjilid buku.

5 dari 7 halaman

4. Buku

Banyak orang berpikiran bahwa sebuah buku di perpustakaan dengan sampul cokelat, berdebu dan terlihat tua adalah buku biasa. Tapi tak demikian dengan yang satu ini.

Di Perpustakaan Universitas Harvard terdapat sebuah buku dengan sampul cokelat. Namun, dibalik warna cokelat tua itu adalah kulit manusia.

Buku dengan judul Des Destinees de l'Ame ditulis oleh Arsene Houssaye, yang memberikannya kepada Dr. Ludovic Bouland sekitar tahun 1880-an. Boulandlah yang menambahkan kulit manusia sebagai cover. Dia mendapatkan kulit dari seorang wanita yang meninggal di rumah sakit jiwa.

Seperti judulnya sudah mengisyaratkan, buku itu dibuat dari kulit John Horwood, yang dieksekusi pada usia 18 karena membunuh Eliza Balsum setelah jatuh cinta padanya. Horwood melempar batu ke Balsum dan hampir mematahkan tengkoraknya. Balsum pun selamat dari serangan itu, namun tak lama meninggal karena lukanya.

Kemudian Horwood diadili dan dieksekusi atas pembunuhan tersebut. Jenazahnya dikirim ke sekolah anatomi, dan tulang belulangnya kemudian disimpan.

6 dari 7 halaman

5. Kosmetik

Pada 2005, The Guardian mengekspos perusahaan kosmetik Cina yang tidak disebutkan namanya karena menggunakan kulit seorang tahanan yang dieksekusi di Tiongkok sebagai bahan dalam produk kecantikannya. Perusahaan berencana untuk mengirim kosmetik ke Eropa di mana mereka akan menjualnya.

Perusahaan mengklaim, produknya dapat menghilangkan keriput pada kulit dan bibir.

Seorang agen perusahaan yang tidak disebutkan namanya, membual tentang keberadaan produk tersebut kemudian menarik kembali pernyataannya ketika The Guardian memintanya untuk wawancara. Sebelumnya ia mengungkapkan keberadaan produk itu kepada seorang peneliti yang menyamar dengan berpura-pura menjadi seorang pengusaha.

The Guardian menambahkan bahwa kulit dari tahanan yang dieksekusi kadang-kadang digunakan dalam produk kecantikan yang dijual di Tiongkok. Ada kekhawatiran bahwa pengguna Eropa bisa rentan terhadap infeksi dari penjahat yang dieksekusi.

7 dari 7 halaman

6. Makanan

Para ilmuwan di Pennsylvania State University telah berupaya mengubah kotoran dan urin manusia menjadi makanan untuk diet. Cara ini tidak ditujukan untuk orang-orang biasa tetapi untuk para astronot, terutama mereka yang akan melakukan perjalanan ruang angkasa jangka panjang.

Para ilmuwan membuat makanan dengan pencernaan anaerob. Dalam hal ini, kelompok mikroba pertama ditambahkan ke kotoran dan urin untuk menghasilkan metana. Metana itu kemudian diumpankan ke kelompok mikroba kedua.

Hasilnya adalah zat yang dapat dikonsumsi dengan kandungan 52 persen protein dan 36 persen lemak. Makanan ini bebas dari penyakit karena mikroba bekerja sangat cepat sehingga zat berbahaya tidak terbentuk. Penemuan ini belum dirilis karena para ilmuwan masih mengerjakannya.

 

Reporter: Aqilah Ananda Purwanti