Sukses

Alasan Kaburnya Para Putri Dubai Akhirnya Terkuak

Seorang sumber dalam Kerajaan Dubai menguak alasan mengapa putri-putri di sana berusaha kabur dari istana.

Liputan6.com, Sydney - Seorang sumber dalam Kerajaan Dubai telah memecah kebisuan tentang putri-putri Dubai yang 'melarikan diri', dalam sebuah wawancara eksklusif dengan program televisi 60 Minutes.

Marcus Essabri --nama sumber dalam tersebut-- telah berbicara untuk pertama kalinya tentang upaya pelarian sepupunya, Putri Shamsa dan Latifa, di mana mengatakan ia memiliki keprihatinan serius tentang kesejahteraan keduanya. Putri Shamsa dan Latifa merupakan anak dari penguasa Dubai, Sheikh Mohammed.

"Saya bahkan tidak akan memperlakukan seperti apa yang dikatakannya seperti menangani binatang," kata Essabri kepada Tom Steinfort --jurnalis 60 Minutes-- tentang kondisi sepupunya, Putri Latifa.

"Apakah dia dikurung? Apakah dia dipukuli? Apakah dia diberi makan? (Tidak ada) kebebasan, dan itu adalah kebebasan dasar," lanjutnya menegaskan, sebagaimana dikutip dari 9news.com.au pada Selasa (6/8/2019).

Wawancara Essabri yang mencengangkan datang hanya beberapa pekan setelah Putri Haya, istri penguasa Dubai, Sheikh Mohammed, melarikan diri ke Inggris dengan dua anaknya yang masih kecil.

Mereka kini tinggal di London, di mana Putri Haya telah mengajukan permohonan suaka politik.

Putri Haya adalah putri ketiga yang berusaha melarikan diri dari keluarga kerajaan Dubai, meninggalkan tembok-tembok istana yang misterius dan bayangan Sheikh Mohammed, yang merupakan salah satu pria terkaya dan terkuat di dunia.

Tahun lalu, Putri Latifa, anak gadis Sheikh Mohammed yang berusia 33 tahun, berusaha melarikan diri dari Dubai, mempertaruhkan nyawanya untuk melarikan diri dari istana.

Tetapi, hanya beberapa hari setelah dia diselundupkan keluar dari Uni Emirat Arab (UEA) dalam bagasi sebuah mobil rekannya, saat dia dalam perjalanan ke India untuk memulai kehidupan baru, kapal yang dia tumpangi digerebek oleh pasukan komando dari UEA.

Pasukan tersebut diduga menyeret Putri Latifa dengan todongan senjata dari kapal, dan memaksanya untuk kembali ke Dubai, melawan kehendaknya.

Saksikan video pilihan di bawah ini: 

2 dari 3 halaman

Seperti Hidup Tapi Tidak Punya Hak Hidup

Essabri percaya Putri Latifa dan Putri Shamsa, yang juga melakukan upaya pelarian gagal lebih dari 18 tahun lalu, keduanya dianiaya dan tidak dapat meninggalkan Dubai.

Dia berbicara dengan harapan situasi mereka mendapat perhatian internasional, dan sepupunya dapat sekali lagi mengalami kebebasan.

"Seseorang mengambil nyawa darinya," katanya tentang penangkapan Putri Latifa.

"Peluang hidupnya ... seperti Anda hidup, tapi Anda tidak punya hak untuk hidup," lanjutnya prihatin.

Essabri bergabung dalam perjuangan untuk kebebasan Putri Latifa, dan dia telah berbicara untuk pertama kalinya tentang kehidupan terbatas para perempuan di dalam istana.

3 dari 3 halaman

Pengakuan Mengejutkan Sang Sumber Dalam

Kepada program 60 Minutes, Essabri mengidentifikasikan diri pernah merasakan hidup sebagai pria transgender, namun mengaku telah kembali ke kodratnya sejak sekitar 10 tahun lalu.

Dia memiliki pemahaman yang unik tentang seperti apa kehidupan perempuan di keluarga kerajaan Dubai, karena selama bertahun-tahun dia tinggal di istana sebagai pria tulen, dan terkadang keluar dengan nama 'Fatima'.

"Jika saya tinggal di sana (istana), jika saya tetap di sana, saya tidak berpikir saya bisa selamat," katanya kepada Steinfort.

Essabri telah menghabiskan beberapa dekade tinggal di Inggris dan Eropa, yang membuatnya --mengaku-- memiliki pemikiran sedikit moderat.

Dia berharap sepupu tercintanya menerima kebebasan yang sama seperti yang dia nikmati sejak meninggalkan istana Dubai.

"Tujuan saya, harapan saya, impian saya adalah saya bisa memeluk mereka, melihat mereka, memastikan bahwa mereka baik-baik saja," katanya.