Liputan6.com, Taipei - Setiap 8 Agustus, masyarakat Taiwan merayakan Father's Day atau Hari Ayah. Tahun ini perayaan tersebut diwarnai dengan hasil survei yang menyedihkan.
Dilansir dari ChinaDaily, sekitar 94 persen ayah pekerja yang ada di Taiwan mengaku berada di bawah tekanan baik secara fisik maupun psikologis.Â
30 persen di antaranya mengatakan bahwa tekanan yang dialaminya adalah tekanan yang "tak tertahankan".
Advertisement
Hasil yang didapatkan, berdasarkan survei yang dilakukan oleh situs Yes123. Situs ini rutin melakukan survei menjelang hari ayah di Taiwan setiap tahunnya.
Para ayah di Taiwan dirata-ratakan bekerja 10 jam perharinya, dan 21,3 persen di antaranya mengaku bekerja hingga 12 jam sehari.
Waktu yang Terbatas dengan Keluarga
Responden survei ini juga mengakui bahwa mereka adalah satu-satunya pencari nafkah di keluarga mereka, dan selama 3,6 tahun mereka belum mendapat kenaikan gaji.
Bahkan 85 persen tidak puas dengan penghasilan yang mereka dapat.
Yang Tsung-Pin sebagai juru bicara situs tersebut menjelaskan bahwa para ayah yang bekerja di Taiwan khawatir dengan waktu dan tekanan mereka saat bekerja, karena dapat berdampak langsung kepada waktu bersama keluarga.
Bahkan lebih dikhawatirkan berpengaruh pada hubungan dengan para anak mereka.
"Jika mereka (para ayah), mendapati pembayaran mereka mengalami pembekuan, maka tekanan secara ekonomis akan menghantui mereka. Hal ini karena biaya kebutuhan hidup yang tinggi," sebut Yang.
Â
Reporter: Windy Febriana
Advertisement