Liputan6.com, Abha - Kelompok militan Houthi kembali melancarkan serangan dua pesawat tak berawak (drone) ke bandara Abha di perbatasan selatan Arab Saudi pada Kamis 8 Agustus.
Seorang juru bicara koalisi pimpinan Saudi mengatakan pada Jumat pagi waktu setempat, bahwa sepasang drone yang menargetkan bandara Abha telah berhasil dicegat dan dijatuhkan.
Advertisement
Baca Juga
Di lain pihak, sebagaimana dikutip dari Al Jazeera pada Jumat (9/8/2019), twit stasiun televisi Al Masirah TV --yang dimiliki Houthi- - menyebut serangan terkait menargetkan menara pemantau dan lokasi sensitif lainnya di Arab Saudi.
Disebutkan pula bahwa serangan tersebut menyebabkan lalu lintas udara di wilayah Arab Saudi terganggu beberapa saat.
Sebelumnya pada awal pekan ini, drone Houthi juga menargetkan bandara-bandara sipil di dua kota selatan Saudi, Abha dan Najran, serta pangkalan udara King Khaled di Khamis Mushait.
Serangan itu terjadi hanya beberapa hari setelah pemberontak melakukan serangan mematikan di sebuah kamp pelatihan keamanan di dekat kota kedua yang dipegang pemerintah Yaman, Aden.
Telah Terjadi Beberapa Serangan Drone
Houthi, yang menghadapi pemboman terus-menerus dari koalisi Saudi sejak Maret 2015, telah meningkatkan serangan rudal dan pesawat tak berawak melintasi perbatasan dalam beberapa pekan terakhir.
Sementara serangan terakhir pada bandara Abha terjadi pada 3 Juli, di mana menewaskan sembilan orang yang kebanyakan berasal dari kalangan warga sipil.
Sebelumnya, serangan rudal terhadap bandara yang sama pada 12 Juni melukai 26 warga sipil, sehingga memicu peningkatkan "balasan keras" dari koalisi Saudi.
Dan pada 23 Juni, serangan pemberontak di bandara Abha menewaskan seorang warga Suriah dan melukai 21 warga sipil lainnya.
Advertisement
Terjadi di Tengah Ketegangan AS-Iran
Serangan pada hari Kamis terjadi di tengah meningkatnya ketegangan regional, ketika sekutu penting Saudi, Amerika Serikat (AS), meningkatkan kampanye "tekanan maksimum" terhadap musuh bebuyutannya dan sekutu Houthi, Iran, pasca-penarikan diri dari perjanjian nuklir antara kekuatan utama dan Teheran pada 2015.
Arab Saudi telah berulang kali menuduh Iran memasok senjata canggih ke Houthi, di mana hal itu selalu dibantah keras oleh Teheran.
Koalisi turun tangan mendukung pemerintah Yaman pada 2015 ketika Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi melarikan diri ke pengasingan Saudi, setelah pemberontak mendekati wilayah terakhirnya yang tersisa di dan sekitar Aden.
Sejak itu, konflik telah menewaskan puluhan ribu orang, banyak dari mereka warga sipil, kata beberapa lembaga bantuan.