Sukses

Pemerintah Libya Setuju Gencatan Senjata Selama Idul Adha

Saran PBB untuk melakukan gencatan senjata selama hari libur Idul Adha telah disetujui oleh pemerintah Libya.

Liputan6.com, Tripoli - Pemerintah Libya selama beberapa bulan terakhir telah berperang melawan Tentara Nasional Libya (LNA) pimpinan Jenderal Khalifa Haftar. Akibat konflik kepentingan tersebut, banyak warga sipil menjadi korban.

Sejumlah pihak berulang kali berusaha mendamaikan dua kubu yang berkonflik. Kali ini, saran PBB untuk melakukan gencatan senjata selama hari libur Idul Adha telah disetujui oleh pemerintah Libya.

Sementara LNA belum menanggapi seruan PBB tersebut, lapor Al Jazeera dikutip Sabtu (10/8/2019).

Menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) di Tripoli, penghentian sementara dalam pertempuran akan mencakup pertempuran darat serta serangan udara.

Misi PBB di Libya (UNSMIL) akan bertanggung jawab untuk memantau setiap pelanggaran, kata GNA.

Pertempuran antara pemerintah dan pasukan Haftar dimulai pada April ketika mereka melancarkan serangan mendadak ke ibu kota, Tripoli. 

Pendukung Haftar mengatakan mereka berusaha membebaskan Tripoli dari milisi yang disebut oleh mereka telah mengganggu kestabilan Libya sejak jatuhnya Moammar Khadafi dalam pemberontakan yang didukung NATO pada tahun 2011.

Sejauh ini, LNA hanya mampu menaklukkan beberapa pinggiran kota di selatan kota.

Para pengkritik Haftar menuduhnya berusaha merebut kekuasaan melalui kekerasan dan memperdalam konflik antara faksi-faksi yang berbasis di timur dan barat negara Afrika Utara yang luas itu.

Simak video pilihan berikut:

2 dari 2 halaman

Haftar Sempat Dekat dengan CIA?

Sementara itu, mengingat Jenderal Haftar adalah salah satu kunci dalam konflik Libya yang tengah menjadi sorotan, perlu diketahui informasi terkait dirinya.

Awalnya Sekutu Khadafi

Khalifa Haftar lahir pada 1943 di kota timur Ajdabiya. Ia adalah salah satu dari sekelompok perwira yang merebut kekuasaan dari Raja Idris pada 1969, dipimpin oleh Kolonel Khadafi kala itu.

Meski demikian, hubungannya dengan Khadafi berubah setidaknya sejak ia di pengasingan, sebagaimana dikutip dari BBC News.

Sempat Dekat dengan CIA

Haftar sempat diberi tanggung jawab oleh Khadafi atas pasukan Libya dalam konflik di Chad pada 1980-an. Kesempatan itu justru menjadi awal kejatuhannya, karena Libya kemudian dikalahkan oleh pasukan Chad yang didukung Prancis.

Haftar dan 300 personel tentaranya ditangkap oleh Chad pada 1987. Ia kemudian diasingkan di Negara Bagian virginia, AS.

Kedekatannya dengan Markas CIA di Langley disinyalir mendekatkan hubungan Haftar dengan dinas intelijen AS tersebut.

BBC melaporkan bahwa kedekatan itu bermuara pada dukungan Haftar untuk sejumlah percobaan pembunuhan Khadafi.