Liputan6.com, Washington DC - Amerika Serikat dan Korea Selatan beberapa waktu lalu mengatakan tetap akan menggelar latihan militer gabungan, meski diperingatkan oleh Negeri Kim Jong-un dengan rudal bertubi-tubi.
Namun rupanya, Presiden Donald Trump baru-baru ini menyatakan setuju dengan keberatan Kim Jong-un tentang latihan militer Washington-Seoul, seperti diwartakan VOA Indonesia, dilansir Sabtu (10/8/2019).
Advertisement
Baca Juga
Ketika berbicara kepada wartawan di Gedung Putih hari Jumat, Donald Trump mengatakan ia menerima 'surat yang sangat indah' dari Kim Jong-un yang mengatakan bahwa ia 'tidak senang dengan latihan perang-perangan itu.'
Kemudian Donald Trump menambahkan: "Saya juga tidak senang dengan latihan (militer) itu."
"Saya tidak suka membayar untuk latihan gabungan itu, kita harus mengeluarkan biaya untuk itu, dan saya sudah bilang ke korea selatan," ujar Trump saat wawancara dengan Voice of America.
"Saya melakukan ini karena ini adalah tes besar...".
"Tapi saya suka itu karena itulah yang memang seharusnya terjadi".
Sementara itu, Kim Jong Un menjelaskan dalam suratnya, bahwa latihan militer (gabungan AS-Korsel) yang sedang diadakan itu adalah sebab utama mengapa ia melancarkan percobaan peluncuran rudal.
Selanjutnya, Trump mengatakan bahwa ia mungkin akan bertemu lagi dengan Kim untuk mengusahakan penghentian program nuklir Korea utara, tapi tidak mengatakan kapan dan di mana.
Hanya beberapa jam sebelumnya Menteri Pertahanan Amerika yang baru, Mark Esper mengatakan Amerika dan Korea Selatan punya visi yang sama tentang Semenanjung Korea yang aman.
Simak pula video pilihan berikut:
Rudal Kelima Korut
Korea Utara kembali menembakkan dua rudal ke laut. Ini merupakan peluncuran kelima dalam beberapa pekan terakhir.
"Rudal itu dianggap sebagai rudal balistik jarak pendek," kata militer Korea Selatan seperti dikutip dari BBC.
Rudal itu ditembakkan dari dekat kota bagian timur Hamhung di Provinsi South Hamgyong dan mendarat di Laut Jepang di sebelah timur semenanjung Korea.
Sebuah pernyataan militer Korea Selatan menyebut bahwa peluncuran rudal Korut ini terjadi pada Sabtu pukul 05.34 dan 05.50 Waktu Indonesia Barat (yakni Jumat 9 Agustus 20.34 dan 20.50 waktu GMT).
Proyektil itu terbang dengan jarak sekitar 400 km (250 mil), pada ketinggian sekitar 48 km dengan kecepatan maksimum lebih dari Mach 6.1.
Jika terkonfirmasi, tes semacam itu disinyalir melanggar 11 resolusi Dewan Keamanan PBB.
Peluncuran rudal Korut terbaru ini dilakukan setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan, ia telah menerima 'surat cinta' dari pemimpin Korea Utara Kim Jong-un. Yang ia sebut sebagai "surat yang sangat indah".
Trump mengatakan, Kim tidak senang dengan latihan militer gabungan AS-Korea Selatan saat ini.
Advertisement