Sukses

Korban Tewas Longsor Myanmar jadi 59 Orang, 80 Ribu Warga Mengungsi

Upaya penyelamatan korban tanah longsor di Myanmar terhalang oleh lumpur dan hujan deras.

Liputan6.com, Naypyidaw - Jumlah korban jiwa akibat tanah longsor di Myanmar terus bertambah. Dari 13 jiwa kini naik menjadi 59 orang yang meninggal dunia.

"Korban tewas akibat tanah longsor di tenggara Myanmar meningkat menjadi 59," kata pihak berwenang membenarkan seperti dikutip dari BBC, Rabu (14/8/2019).

Tanah longsor terjadi di negara bagian Mon pada Jumat 9 Agustus setelah beberapa hari hujan lebat. Upaya penyelamatan terhalang oleh lumpur dan hujan deras.

Musim hujan telah menyebabkan banjir meluas di Myanmar, menenggelamkan rumah-rumah dan menghancurkan jembatan.

"Lebih dari 80.000 orang berlindung di lokasi evakuasi di seluruh negeri," kata PBB.

Tim penyelamat terus mencari korban tanah longsor yang terjadi hari Jumat, yang menghancurkan 27 rumah di satu desa di kota Paung.

Banyak negara bagian di Myanmar terkena dampak banjir, tetapi Mon tampaknya adalah yang paling parah terdampak.

Wakil Presiden Myanmar, Henry Van Thio mengunjungi daerah itu pada hari Senin, dan berjanji bahwa lebih banyak kapal akan dikerahkan dalam upaya penyelamatan.

2 dari 2 halaman

Pencarian Korban Terus Berlanjut

Pencarian korban terus berlanjut meskipun guyuran hujan membuat prosesnya jadi lebih sulit.

"Kami masih bekerja. Kami akan terus mencari dalam beberapa hari mendatang," kata Wali kota Paung Zaw Moe Aung.

Dalam beberapa tahun terakhir, banyak ilmuwan iklim telah menempatkan Myanmar di urutan teratas daftar global negara-negara yang paling terpukul oleh cuaca ekstrem.

Pada 2015, lebih dari 100 orang tewas dalam banjir besar, yang juga membuat ratusan ribu orang kehilangan tempat tinggal.

Setiap tahunnya, hujan muson menghantam Myanmar dan negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara, mengakibatkan banyak rumah terendam, ribuan orang mengungsi penduduk, dan juga memicu tanah longsor.