Liputan6.com, Seoul - Korea Utara menembakkan dua "proyektil tak dikenal" ke laut pada hari Jumat, 16 Agustus 2019, klaim Kepala Staf Gabungan Korea Selatan.
Dikutip dari laman Channel News Asia, Jumat (16/8/2019) militer Korea Selatan mengatakan proyektil itu ditembakkan dari dekat kota Tongchon, Provinsi Kangwon ke Laut Timur, yang juga dikenal sebagai Laut Jepang.
Advertisement
Baca Juga
"Militer Korsel sedang memantau situasi jika ada peluncuran tambahan sambil mempertahankan kesiapan tim kami," kata JCS.
Itu peluncuran proyektil keenam sejak bulan lalu. Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyebut bahwa peluncuran proyektil tersebut merupakan "peringatan serius" atas latihan militer gabungan AS-Korea Selatan yang dimulai awal bulan ini.
Korea Utara dianggap tak menyukai segala bentuk strategi perang yang dilakukan oleh AS dan Korsel, ia mengutuk aktivitas itu sebagai latihan untuk invasi.
Sebelumnya, Komite Korea Utara untuk Reunifikasi Damai Negara merilis pernyataan yang mengatakan pihaknya menolak komentar oleh Presiden Korea Selatan Moon Jae-in yang menginginkan unifikasi.
Ia juga mengatakan tidak ada lagi yang perlu dibicarakan dengan pihak berwenang Korea Selatan.
Dalam pidatonya yang menandai peringatan pembebasan Korea dari pemerintahan Jepang tahun 1910-1945, Moon menjabarkan tujuan "mencapai perdamaian dan penyatuan pada tahun 2045", meskipun masa jabatannya sebagai presiden berakhir pada tahun 2022.
Tolak Berdialog
Korea Utara mengatakan bahwa mereka tidak akan pernah duduk bersama dengan Korea Selatan untuk melakukan pembicaraan lagi.
Pihaknya juga menolak rencana Presiden Korea Selatan Moon Jae-in untuk melakukan dialog dengan Pyongyang yang bertujuan untuk membawa unifikasi pada tahun 2045.
Sebelumnya, Korea Utara telah memprotes latihan militer gabungan yang dilakukan oleh Korea Selatan dan Amerika Serikat, yang dimulai pekan lalu, demikian dikutip dari laman Channel News Asia.
Korut menyebut aktivitas militer itu dilakukan untuk perang dan telah menembakkan beberapa rudal jarak pendek dalam beberapa pekan terakhir.
Hilangnya momentum dialog antara Utara dan Selatan dan kebuntuan dalam mengimplementasikan pertemuan puncak bersejarah antara kedua pemimpin mereka tahun lalu sepenuhnya menjadi tanggung jawab Korea Selatan, kata seorang juru bicara Korea Utara dalam sebuah pernyataan.
Juru bicara itu mengulangi kecaman bahwa latihan gabungan AS-Korea Selatan merupakan tanda permusuhan Seoul terhadap Pyongyang.
Advertisement