Sukses

India Dorong Interpol Keluarkan Red Notice Terhadap Zakir Naik

India tengah berusaha mendorong Interpol untuk memberlakukan pemberitahuan merah terhadap Zakir Naik.

Liputan6.com, New Delhi - Zakir Naik telah mendulang kontroversi, baik di negara tempat ia lahir yakni India maupun Malaysia yang telah memberinya suaka. Di Negeri Jiran, ustaz yang kondang melalui platform YouTube itu dituduh memberikan pernyataan rasis yang menyinggung dua etnis sekaligus yakni India dan China. 

Sementara di India, Zakir Naik tengah berstatus buron dalam kasus penggelapan uang di Mumbai. Tak elak, larangan Zakir berceramah di Malaysia disambut baik oleh New Delhi.

Pemerintah India sendiri tengah berusaha untuk mendorong Interpol (organisasi yang mengkoordinasikan kerja sama kepolisian di berbagai negara) untuk menerbitkan red notice terhadap Zakir Naik. Hal itu agar sang ustaz dapat dibawa kembali ke New Delhi.

"Kami dipersenjatai dengan surat perintah penangkapan yang tidak tersedia dan sesuai hukum, pemberitahuan sudut merah akan menjadi tindakan selanjutnya," lapor Hindustan Times mengutip Direktorat Penegakan India (ED).

Apa Artinya 'Red Notice'?

Mengutip laman resmi International Crime Organization (Interpol), red notice adalah dokumen yang berisi permintaan kepada penegak hukum seluruh dunia untuk "mencari dan menahan seseorang selama sementara" hingga proses ekstradisi dapat dilakukan.

Dalam dokumen itu akan jelas identitas orang yang dikenai pemberitahuan merah. Mereka yang menjadi sasaran biasanya adalah pelaku pembunuhan, perkosaan, penganiayaan anak atau perampokan bersenjata.

Dalam lamannya, Interpol menegaskan pemberitahuan merah bukanlah "surat perintah penangkapan internasional" tanpa memberikan perincian lebih lanjut. Selain itu, dokumen itu hanya akan dipublikasikan Interpol atas permintaan negara anggota, dan harus mematuhi peraturan Interpol.

 

Simak video pilihan berikut:

2 dari 3 halaman

Telah Lama Diburu India

Zakir Naik telah dicari di India sejak 2016 untuk penyelidikan pencucian uang dan menghasut ekstremisme melalui pidato kebencian.

Namun, ustaz kondang itu menolak untuk kembali ke negara asalnya, dengan mengatakan dia tidak mau diadili di bawah pemerintahan BJP, partai konservatif Hindu yang berkuasa.

Seruan untuk deportasinya bertambah setelah serangkaian pembicaraan publik yang dia berikan di Kelantan, Malaysia baru-baru ini. Ia diduga mempertanyakan kesetiaan umat Hindu Malaysia kepada Perdana Menteri Dr Mahathir Mohamad.

Ia lalu dituding telah mengatakan China-Malaysia sebagai "tamu" lama di Negeri Jiran.

Zakir Naik telah diinterogasi dua kali di markas polisi federal Bukit Aman, dengan lebih dari 100 laporan polisi diajukan kepadanya.

3 dari 3 halaman

Zakir Naik Sempat Minta Maaf pada Rakyat Malaysia

Sementara itu, baru-baru ini Zakir Naik meminta maaf kepada rakyat Negeri Jiran. Ia menyatakan dirinya tidaklah rasis.

Ia menyebut para pengkritik telah memelintir kalimatnya, menambah "pemalsuan aneh ke dalamnya" seperti dikutip dari media Malaysia The Star.

"Meskipun saya telah mengklarifikasi diri saya sendiri, saya merasa saya berutang permintaan maaf kepada semua orang yang merasa sakit hati karena kesalahpahaman ini," kata Zakir Naikpada hari ini. "Saya tidak ingin ada di antara Anda yang menyimpan perasaan yang tidak enak pada saya."

Dalam kesempatan itu, Naik menyebut rasisme bertentangan dengan prinsip dasar Islam. Sementara ia mengklaim dirinya memiliki misi "untuk menyebarkan perdamaian di seluruh dunia" namun harus menghadapi para "pencela yang mencoba mencegahnya menjalankan misi."

"Seperti yang pasti Anda perhatikan selama beberapa hari terakhir, saya dituduh menyebabkan perselisihan rasial di negara ini dan para pencela saya menggunakan kalimat selektif yang diambil di luar konteks dan menambahkan pemalsuan aneh ke dalamnya," kata sang penceramah yang kondang di platform YouTube itu.

"Itu juga membuat saya khawatir karena orang-orang yang terluka belum mendengar pidato saya tetapi mendasarkan kesan mereka pada kutipan di luar konteks saya," lanjutnya.

Zakir Naik mengimbau warga Malaysia, khususnya non-Muslim, untuk mendengarkan pidatonya secara keseluruhan.

"Ceramah saya ada di YouTube, Peace TV, dan aplikasi seluler Peace TV," katanya merujuk pada program yang ia dirikan dan ia kepalai sendiri.