Liputan6.com, Jakarta - Tahukah Anda bahwa di beberapa tempat di sebuah negara, ada lokasi yang dijadikan sebagai pembuangan jasad tanpa identitas? Entah itu korban pembunuhan, perampokan, kecelakaan, atau akibat perang antargeng lokal.
Tempat tersebut bahkan sering dianggap aneh, lantaran jasad yang ditemukan masih menjadi misteri. Pihak berwajib pun berupaya untuk mengusut tuntas temuan-temuan ini.
Advertisement
Baca Juga
Berikut 5 tempat di dunia yang paling sering didapati banyak jasad, seperti dikutip dari situs Top Tenz, Kamis (22/8/2019):
Saksikan video pilihan di bawah ini:
1. Danau Roopkund - India
Tidak semua wilayah yang ada di India beriklim tropis dan terdiri dari hutan. Bagian utara negara ini memiliki banyak pegunungan yang bersuhu beku, termasuk Nanda Devi, gunung tertinggi kedua di India, yang terletak di negara bagian Uttarakhand dan membentuk bagian dari Himalaya Garhwal.
Taman Nasional Nanda Devi memiliki puncak setinggi 25.633 kaki dan terdapat Danau Roopkund yang misterius dan menakutkan.
Di danau yang hampir membeku secara permanen itu (mencair hanya selama satu bulan setiap musim panas), pada tahun 1942, seorang penjaga hutan berkebangsaan Inggris, yang sedang berpatroli di sana, menemukan sesuatu yang aneh: sisa-sisa manusia yang direduksi menjadi kerangka, terletak di danau dan di tepinya.
Pada musim panas, jumlah kerangka yang ditemukan jauh lebih tinggi, menjadi sekitar 300. Beberapa di antaranya mengambang, sementara lainnya tersapu di pantai.
Namun, yang lebih meresahkan adalah sejumlah kerangka masih ada dagingnya. Kerangka-kerangka ini jelas bukan orang yang baru saja meninggal.
Anggota tim National Geographic pernah menemukan 30 kerangka di lokasi serupa. Penasaran, mereka menggandeng ahli genetika dari Center for Cellular and Molecular Biology di Hyderabad.
Dari riset yang mereka lakukan, diketahui bahwa sekitar 70% kerangka itu merupakan keturunan Iran, sisanya adalah keturunan India yang terkait secara lokal.
Dalam catatan arkeologi, analisis forensik, dan meteorologi, luka pada tubuh (termasuk di kepala dan bahu) menunjukkan penyebab kematian massal orang-orang ini: hujan es yang dahsyat.
Advertisement
2. Perbatasan AS dan Meksiko
Persoalan tentang imigrasi ilegal antara Amerika Serikat dan Meksiko masih menjadi buah bibir hingga sekarang. Bahkan, Donald Trump sudah membangun tembok perbatasan di sebelah selatan Negeri Paman Sam.
Namun, kenyataan yang sering disorot oleh media dari situasi ini adalah banyaknya mayat yang ditemukan di daerah perbatasan. Upaya yang dilakukan oleh para imigran gelap menimbulkan ancaman signifikan terhadap keselamatan pribadi, mengingat kerasnya kondisi iklim, bahaya alam terkait hutan belantara, dan kekerasan yang merajalela yang berhubungan dengan aktivitas tak berizin di daerah tersebut.
Brooks County, Texas, merupakan salah satu titik panas (hotspot) terburuk untuk penemuan tubuh manusia. Daerah satu ini bertanggung jawab untuk sekitar 33% dari semua jasad yang ditemukan di Texas sejak 2009.
Pemilik peternakan yang berpatroli di padang rumput ekspansif di perbatasan antara Texas dan Meksiko, sangat terkejut dengan temuan banyaknya kerangka di lahannya, setelah gagal bertahan hidup di perbatasan.
Antara 1998 dan 2018, ada 7.505 kematian yang tercatat di sepanjang perbatasan, menurut Patroli Bea Cukai & Perbatasan AS, dengan 2.773 muncul antara 2011 dan 2018, termasuk 1.641 ditemukan di Texas.
3. Monumen Nasional Pohon Joshua - California
Monumen Nasional Pohon Joshua berada di dalam Gurun Mohave dan terletak di California Selatan. Dikenal karena pohon-pohon purba yang tahan terhadap kekeringan, situs ini juga merupakan tempat di mana mayat-mayat ditemukan dengan frekuensi luar biasa.
Hal yang sama berlaku untuk lanskap tandus di sekitar Mohave yang terletak di luar monumen. Berbagai penyebab diduga menjadi alasan untuk penemuan jasad-jasad tersebut: kecelakaan dan kriminalitas.
Mayat-mayat di padang pasir itu telah menjadi modus operandi bagi para penjahat tertentu. Sedangkan mereka yang tidak siap untuk bepergian dengan melewati padang pasir, mempertaruhkan nasib mereka ketika mereka kebingungan akibat berada di lokasi yang panas dan suram.
Karakteristik aneh yang terjadi di Monumen Nasional Pohon Joshua adalah tubuh orang yang hilang muncul kembali beberapa kali. Hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh pasir yang ada di sana.
Â
Advertisement
4. Antarktika
Antarktika bukan hanya tujuan penjelajahan terpencil, tetapi juga 'kamar mayat alami', gudangnya tubuh para penjelajah yang membeku karena gagal bertahan dari hipotermia dan perubahan lapisan es di benua ini.
Kondisi Antarktika telah merenggut banyak nyawa, tidak hanya akibat paparan udara dingin, tetapi juga dari jebakan alam, kelaparan, dan risiko jatuh ke celah-celah es yang tersembunyi dari tumpukan salju tebal.
Seperti di banyak lingkungan ekstrem, sebagian besar mayat yang meninggal di Antarktika telah ditinggalkan begitu saja. Pergeseran lanskap Antarktika sering membuat jasad-jasad tersebut ikut berpindah, berakhir jauh dari tempat kematian awalnya.
Itulah kasus yang terjadi pada penjelajah Inggris, Robert Falcon Scott, yang berusaha menjadi orang pertama yang sampai ke Kutub Selatan pada tahun 1912. Dia dan timnya gagal mencapai tujuan karena meninggal sebelum misinya berakhir.
Mayat Scott dan dua petualang lainnya ditemukan, sementara dua lainnya tidak pernah ditemukan.
Penemuan misterius lain yang terjadi di Antarktika termasuk jasad seorang wanita muda asal Chile yang kini sudah berusia 175 tahun.
5. Gunung Everest
Gunung Everest terkenal sebagai puncak daratan tertinggi di Bumi, tetapi juga merupakan kuburan alami yang mengerikan.
Sekitar 5.000 orang telah mendaki gunung itu setiap harinya, dengan sekitar 300 di antaranya gagal pulang. Banyak jasad manusia tergeletak begitu saja di sana, dimakamkan oleh alam dalam kondisi keras di lereng, tertutup es.
Namun, perubahan iklim mempercepat laju pencairan es di Gunung Everest dan Pegunungan Himalaya. Dengan demikian, jasad-jasad tersebut bisa ditemukan dengan otomatis.
Banyak mayat ditemukan di Khumbu Icefall, tempat yang sangat berbahaya, sehingga 16 orang tewas dalam satu insiden kejatuhan longsoran salju pada tahun 2014.
Kebanyakan dari mereka meninggal akibat dehidrasi, kelaparan, hipotermia dan sakit. Mereka tak bisa kembali ke pos awal dan terjebak di kemacetan jalur pendakian yang ramai orang.
Advertisement