Sukses

7 Hal Menakjubkan di Balik Hutan Amazon yang Tengah Terbakar Hebat

Berikut 7 fakta menarik mengenai hutan hujan Amazon yang kini sedang terbakar hebat.

Liputan6.com, Brasilia - Membentang di sebagian besar Amerika Selatan, hutan hujan termegah di dunia dan paling memiliki keanekaragaman hayati, Amazon, penuh dengan kejutan.

Meski dianggap misterius, Hutan Amazon tetap menjadi salah satu ekosistem yang paling banyak diteliti dan dipelajari oleh para ilmuwan dari seluruh penjuru negeri.

Namun, keberadaan hutan lebat ini sekarang sedang terancam. Data resmi yang dirilis oleh pemerintah Brasil menunjukkan hampir 73.000 kebakaran hutan tercatat di Negeri Samba dalam delapan bulan pertama tahun 2019 --jumlah tertinggi untuk setiap tahun sejak 2013. Sebagian besar berada di Amazon.

Angka tersebut kemudian dibandingkan dengan apa yang terjadi pada tahun 2018, dengan 39.759 kasus kebakaran hutan di Amazon, menurut National Institute for Space Research (INPE).

Padahal, hutan Amazon memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan alam dan juga Bumi. Berikut 7 hal menakjubkan tentang hutan hujan Amazon, yang dikutip dari situs theculturetrip.com, Jumat (23/8/2019).

2 dari 8 halaman

1. Keragaman Hayati

Perkiraan ilmiah menunjukkan setidaknya ada 40.000 spesies tanaman, 3.000 jenis ikan, 1.300 spesies burung, 430 mamalia, dan 2,5 juta jenis serangga yang hidup di Hutan Amazon.

3 dari 8 halaman

2. Banyak Manusia yang Tinggal di Sana

Penemuan menyebut, ada cukup banyak manusia yang tinggal di sana. Pemberitaan di media mungkin menampilkan gambar-gambar satwa liar yang eksotis dan mungkin menakutkan, padahal populasi manusia sebenarnya lumayan signifikan.

Sekitar 21 juta orang menyebut Amazon sebagai rumah mereka, termasuk sekitar 50 suku terpencil yang belum melakukan kontak dengan peradaban modern.

4 dari 8 halaman

3. Bukan Paru-Paru Bumi?

Anggapan yang salah kaprah ini datang dari fakta bahwa hutan hujan Amazon mengeluarkan 20% oksigen dunia setiap hari, jauh lebih banyak daripada ekosistem hutan lainnya.

Meskipun itu mungkin benar, tetapi tanaman yang mati dan membusuk juga mengeluarkan kira-kira jumlah CO2 yang setara dengan O2.

Itu artinya, hutan hujan ini kurang lebih berada dalam keseimbangan. Sebagian besar oksigen yang kita hirup sebenarnya berasal dari mikroorganisme di seluruh lautan dunia.

5 dari 8 halaman

4. Hutan yang Menggundul

Hutan hujan ini menggundul dengan cepat. Seluas 1,5 hektar pohon-pohon di sana lenyap setiap detik. Dengan jumlah ini, berarti bahwa rata-rata 137 spesies punah setiap hari.

Deforestasi di Amazon menyumbang 30% dari emisi karbon global, dan jika semuanya berlanjut seperti itu, tidak akan ada yang tersisa dalam 40 tahun mendatang.

Sebagian besar kerusakan ditujukan untuk memberi ruang bagi pembangunan padang rumput, memelihara ternak. Itulah mengapa, aktivis lingkungan menekankan kita agar kita mengurangi konsumsi daging merah.

6 dari 8 halaman

5. Sangat Gelap di Dalam Hutan

Di seluruh bagian besar Amazon, lingkungan di sekitar hutan hampir sepenuhnya gelap gulita karena hanya 1% sinar matahari yang dapat menembus daun-daun dari pohon yang lebat.

Bahkan ketika hujan turun, dibutuhkan sekitar 10 menit agar air meresap ke semak-semak di tanah.

7 dari 8 halaman

6. Ada Sungai Terpanjang di Dunia?

Sebagian besar masyarakat global tahu bahwa Sungai Nil adalah sungai terpanjang di dunia. Namun, menurut sekelompok ilmuwan yang melakukan studi kompleks menggunakan banyak teknologi mutakhir, Sungai Amazon sebenarnya adalah sungai terpanjang di dunia.

Hulu sungai ini dimulai di Andes Peru dan meluas sejauh 4.225 mil (6.800 kilometer), sekitar 65 mil (105 km) lebih panjang dari Sungai Nil.

Di satu sisi, Sungai Amazon merupakan sungai terbesar berdasarkan volume. Ini memompa sekitar 55 juta galon air ke Atlantik per detik.

8 dari 8 halaman

7. Sumber Makanan dan Bahan Pembuat Obat

Lebih dari 80% varietas makanan dunia berasal dari hutan hujan Amazon, termasuk kopi. Selain itu, lebih dari 25% obat-obatan modern mengandung bahan-bahan yang didapatkan dari Amazon, namun hanya 1% dari spesies tanaman yang teruji memiliki sifat untuk mengobati.