Liputan6.com, Tunis - Seorang kandidat presiden Tunisia, Nabil Karoui, telah ditangkap oleh pihak berwenang.
Pendiri saluran televisi swasta itu adalah salah satu penantang terkuat yang akan bertarung pada 15 September mendatang - pemilu yang diadakan pasca-kematian Presiden Beji Caid Essebsi, bulan lalu.Â
"Sekitar 15 mobil polisi mengeblok jalan dan bergegas ke mobil Nabil Karoui. Polisi yang bersenjata lalu memintanya untuk ikut dengan mereka, menyatakan mereka memiliki instruksi untuk melakukan penangkapan," kata Oussama Khlifi, dari Qalb Tounes Party mengatakan pada Jumat, seperti dikutip dari Al Jazeera, Sabtu (24/8/2019).
Advertisement
Baca Juga
    Â
Karoui yang berusia 56 tahun itu didakwa melakukan pencucian uang pada awal Juli, tak lama setelah menyatakan niatnya ikut serta dalam pemilu sebagai capres Tunisia. Terlepas dari kontroversi, ia berhasil mendapat dukungan yang cukup luas.
Seorang pejabat kehakiman Tunisia telah membenarkan, surat penangkapan memang telah dikeluarkan terhadap Karoui dan saudara laki-lakinya yang bernama Ghazi, lapor radio Mosaique FM. Meski demikian, pihak berwenang tak segera mengonfirmasi penangkapannya.
Penangkapan Karoui terjadi pada hari yang sama ketika otoritas pemilu dan media mengumumkan, mereka telah melarang tiga outlet lokal, termasuk Nessma TV milik Karoui yang populer. Media itu dianggap menyiarkan kampanye politik "secara ilegal" tanpa lisensi.
Â
Simak pula video pilihan berikut:
Gunakan Media untuk Ambisi Politik Pribadi?
Lembaga penyiaran dan politikus Tunisia telah menuduh Karoui memanfaatkan Nessma TV untuk ambisi politik pribadinya.
Pada Jumat, 23 Agustus 2019 waktu lokal; saluran Nessma TV melaporkan, Karoui yang merupakan sang pemilik media, telah ditangkap ketika melakukan perjalanan ke ibu kota, Tunis.
Karoui sendiri adalah pendukung aktif Essebsi padapemilu 2014 dan telah menjadi saingan terberat Perdana Menteri Youssef Chahed, yang juga mencalonkan diri sebagai presiden.
Ia adalah calon terkuat, bersama dengan 26 kandidat yang telah disahkan oleh komisi pemilihan negara, termasuk dua wanita dan mantan Presiden Moncef Marzouki.
Tunisia memiliki presiden dan perdana menteri. Presiden Tunisia mengendalikan kebijakan luar negeri dan pertahanan, memerintah bersama seorang perdana menteri yang dipilih oleh Parlemen yang memiliki wewenang atas urusan dalam negeri.
Advertisement