Sukses

Perjanjian Taliban-AS untuk Perdamaian Afghanistan Segera Disepakati

Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan bahwa kedua pihak sedang menyempurnakan rincian mekanisme pasukan asing pimpinan AS untuk mundur dari negara itu.

Liputan6.com, Doha - Taliban menyatakan perundingan dengan Amerika Serikat akan segera berakhir. Perundingan ini akan menuntaskan perjanjian perdamaian untuk mengakhiri perang 18 tahun di Afghanistan.

Ronde kesembilan yang penting dalam dialog setahun lamanya antara kedua pihak yang bermusuhan itu dimulai Kamis lalu di Qatar.

Diplomat AS kelahiran Afghanistan Zalmay Khalilzad memimpin tim perunding AS, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Senin (26/8/2019).

Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan, kedua pihak sedang menyempurnakan rincian mekanisme pasukan asing pimpinan AS untuk mundur dari negara itu.

"Insha Allah, kali ini kami berharap bahwa semuanya akan tuntas. Kami sedang berupaya menyederhanakan mekanismenya, tapi tidak ada isu yang belum disepakati," kata Mujahid.

Dia menjelaskan bahwa "mekanisme" itu akan menguraikan penarikan pasukan AS, dimana akan dimulai, dan berapa waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan prosesnya.

Babak Penting Perundingan Damai AS-Taliban

Beberapa hari lalu, Amerika Serikat dan Taliban melanjutkan perundingan perdamaian di Qatar untuk menuntaskan perjanjian guna mengakhiri perang terlama AS di luar negeri.

Perundingan babak ke-9 itu dalam proses dialog yang telah berlangsung satu tahun itu dimulai di ibukota Qatar, Doha, dan diharapkan akan menghasilkan perdamaian antara kedua kekuatan yang bermusuhan itu.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Penarikan Pasukan AS

Kalau dicapai perjanjian damai, Amerika akan mengumumkan jadwal penarikan pasukannya dan pasukan sekutu dari Afghanistan. Taliban akan menjamin bahwa teroris internasional tidak akan menggunakan Afghanistan sebagai pangkalan untuk menyerang negara lain.

Perjanjian itu juga akan membuka jalan bagi perdamaian antara Taliban dan pemerintah Afghanistan, yang dianggap oleh Taliban sebagai pemerintahan boneka.

Presiden Donald Trump tampaknya ingin bergegas menarik pasukan Amerika dari Afghanistan untuk memperkuat posisinya dalam pemilihan presiden tahun depan.