Sukses

Jarang Diketahui, Ini Perempuan Pertama yang Jadi Korban Meteor Jatuh

Ann Hodges tak menyangka, di sore itu ia akan menjadi korban meteor jatuh.

Liputan6.com, Jakarta - Fenomena antariksa seperti hujan meteor sempat ramai diperbincangkan beberapa waktu lalu. Khususnya, setelah laman Space.com mengatakan, akan adanya peristiwa hujan Perseids pada 12-13 Agustus 2019. Sayang, tidak semua wilayah di Bumi dapat menyaksikan fenomena itu; baik karena terhalang oleh cahaya Bulan maupun polusi.

Masih tentang meteor, siapa sangka ternyata ada perempuan yang dinobatkan sebagai korban meteor jatuh. Ia adalah wanita pertama yang mengalami insiden itu, seperti dilansir dari laman toptenz.net. 

Pada sore yang cerah, 30 November 1954, Ann Hodges tengah tidur siang di sofa rumahnya, Sylacauga, Alabama. Karena alasan tertentu, Hodges memilih menyelimuti badannya kala itu.

Tanpa diduga, sebongkah batu hitam ukuran bola softball tiba-tiba menembus langit-langit rumahnya seperti dikutip dari nationalgeographic.com, Selasa (27/8/2019). Benda itu menghantam bagian perutnya dan menyisakan bekas luka lebam. Namun ia selamat dari tragedi itu.

Sebelum Hodges menyadari peristiwa itu terjadi karena meteorit (meteor yang mencapai Bumi), tetangganya telah melihat hal yang luar biasa.

Sebagian mengaku melihat "bola api, seperti busur las raksasa". Sementara yang lain mengklaim melihat "cahaya kemerahan seperti lilin".

Penduduk di kota itu mengira sebuah pesawat telah jatuh - dengan sebagian mengiranya jet tempur milik Uni Soviet.

Simak pula video pilihan berikut:

2 dari 3 halaman

Ahli Geologi Dipanggil

Tak lama setelah kejadian itu, seorang ahli geologi dipanggil ke rumah Hodges. Ia adalah pegawai pemerintah yang bekerja di tambang terdekat.

Sang ahli lalu mengatakan, objek itu merupakan meteorit. Orang-orang melongo, tidak percaya.

Warga berbondong-bondong ke rumah Ann Hodges. Bahkan suami dari Nyonya Hodges pulang dari kantornya.

Saking banyaknya orang, Ann kewalahan menghadapi kerumunan yang ingin menonton langsung batu meteorit itu; hingga Nyonya Hodges itu dibawa ke rumah sakit.

Penduduk kala itu memang sangat takut dengan Perang Dingin. Oleh karenanya, kepala polisi Sylacauga menyita batu hitam dari keluarga Hodges dan menyerahkannya ke Angkatan Udara Amerika Serikat.

3 dari 3 halaman

Angkatan Udara AS Mengonfirmasi

Angkatan Udara AS selanjutnya mengonfirmasi, benda antariksa itu memang benar meteorit. Pertanyaan selanjutnya, apa yang harus dilakukan dengan meteor yang sampai ke Bumi itu?

Masyarakat lantas menuntut agar batu itu dikembalikan kepada Ann Hodges. Nyonya Hodges menyanggupi.

"Saya merasa seolah meteorit itu milikku," kata Ann Hodges, menurut museum. "Saya rasa Tuhan bermaksud (memberikannya) untuk saya. Lagipula, saya tersadar!"

Namun langkah Hodges untuk memiliki meteorit tidak mudah. Mengingat ia dan sang suami hanya mengontrak rumah, sang pemilik kontrakan yakni Birdie Guy mengklaim. Ia mengatakan, batu itu jatuh di tanah miliknya.

Opini hukum mendukungnya, namun keberpihakan publik tidak. Akhirnya, dengan berat hati Guy menyerahkan meteorit itu kepada Hodges dengan imbalan US$ 500.

Kala itu, Guy mengira Hodges akan mendapat uang banyak dari batu antariksa itu. Namun, Nyonya Ann Hodges justru menyumbangkannya kepada sebuah museum pada 1956.