Liputan6.com, Canberra - Seorang penulis Australia berdarah China telah ditahan di Negara Tirai Bambu sejak Januari. Kini, ia telah secara resmi ditangkap atas dugaan spionase, ujar pemerintah Australia pada Selasa (27/8/2019) dari laman VOA.
Yang Hengjun, mantan diplomat China yang kini menjadi jurnalis media daring dan blogger, ditahan di selatan Kota Guangzhou setelah terbang dari New York.
Baca Juga
"Dr. Yang telah ditahan di Beijing dalam kondisi yang keras tanpa tuduhan selama lebih dari tujuh bulan," ujar Menteri Luar Negeri, Marise Payne dlam sebuah pernyataan.
Advertisement
Tertangkapnya lelaki berusia 53 tahun ini, terjadi ketika Beijing berjuang untuk menahan proters anti-pemerintah di Hong Kong, kota semi-otonomi Tiongkok.
Tidak Ada Respon
Sejauh ini belum ada respons langsung dari Kementerian Luar Negeri China. Selain itu, Duta Besar Tiongkok di Canberra pun belum dapat segera dihubungi untuk memberikan komentar atas kasus ini.
China tidak mengijinkan Yang mengakses pengacara atau keluarga sejak penahannya, kata Payne. Namun, pejabat kedutaan Australia telah mengunjunginya 7 kali sejak Januari.
Pengacara Yang dari Australia, Robert Strary juga tidak bisa memberikan komentar langsung.
Feng Chongyl, seorang akademisi dari University of Technology di Sydney mengatakan, tuduhan atas temannya itu sangat serius. "Ini benar-benar keterlaluan. Mereka tidak dapat memberikan bukti-bukti atas tuduhan ini," tangkasnya.
Meskipun tulisan Yang baru-baru ini sebagian besar menghindari politik China, ia menjadi terkenal pada awal 2000-an ketika ia mendapat julukan 'penjaja demokrasi'.
Â
Reporter: Aqilah Ananda Purwanti
Advertisement