Liputan6.com, Jakarta - Saat masih duduk di bangku sekolah, tak jarang seorang teman mengatakan berlian terbuat dari batu bara yang sangat padat. Apakah hal itu benar adanya?Â
Mengutip laman geology.com pada Rabu (28/8/2019), hal itu tidak tepat. Berlian ditemukan di poros vertikal dekat dengan batuan gunung berapi. Sementara batu bara sering didapat di jenis batuan yang lain seperti batu kapur.Â
Advertisement
Baca Juga
Mengutip laman List Verse, batu bara terbentuk di dekat permukaan dari materi tanaman. Sementara berlian terbentuk di mantel Bumi - lebih dari 90 mil lebih dekat ke inti. Batu mulia itu terbawa hingga kerak bumi saat letusan gunung berapi.
Persamaan
Meskipun anggapan itu salah, terdapat persamaan antara berlian dengan batu bara.Â
Berlian terbentuk dari karbon dengan panas hebat, yakni 2.000 derajat Fahrenheit (1.100 derajat celsius) dan tekanan tinggi. Namun, tidak mungkin karbon itu berasal dari batu bara.
Di sisi lain, kemampuan sains modern dapat mengubah apa pun menjadi berlian di laboratorium.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Ada 1.000 Triliun Ton Berlian di Dalam Bumi?
Sementara itu, studi terbaru mengungkapkan bagian inti Bumi ternyata dipenuhi berlian. Beratnya sekitar 1 quadrillion atau 1.000 triliun ton.
Studi yang dimuat di jurnal Geochemistry, Geophysics, Geosystems edisi Juni 2018 tersebut juga mengungkap, ada 1.000 kali lebih banyak berlian di bawah permukaan Bumi daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Namun, berlian-berlian tersebut tak bisa dijangkau. Setidaknya saat ini. Batu-batu berharga tersebut berada 145 hingga 240 kilometer di bawah permukaan planet manusia, di 'akar' kraton Bumi.
Kraton memiliki kerak tebal dan akar litosferik yang dalam yang memanjang sejauh beberapa ratus kilometer di dalam mantel Bumi.
Istilah kraton digunakan untuk membedakan bagian stabil kerak benua dari daerah yang lebih aktif secara geologi, dengan yang tidak stabil.
Sekelompok peneliti dari sejumlah universitas di seluruh dunia menemukan cadangan berlian dalam jumlah besar itu dengan perantaraan gelombang seismik di bawah Bumi.
Advertisement
Melimpah di Planet Lain
Jika jumlah berlian di permukaan Bumi terbatas, di angkasa luar justru melimpah. Bahkan, menurut para ilmuwan berlian yang cukup besar untuk dipamerkan bintang film Hollywood, menghujani planet Saturnus dan Yupiter.
Data atmosfer dari dua planet gas raksasa itu mengindikasikan, ia memiliki karbon melimpah. Badai petir mengubah metana menjadi jelaga (karbon) yang mengeras menjadi potongan grafit dan kemudian berlian. Namun, hujan batu berlian itu akhirnya mencair dalam inti panas planet.
"Berlian terbesar berdiameter sekitar 1 centimeter. Cukup besar untuk dijadikan mata cincin, meski dalam kondisi belum diasah tentunya," kata Dr Kevin Baines dari University of Wisconsin-Madison dan Jet Propulsion Laboratory NASA, seperti dimuat BBC News, 14 Oktober 2013.
Dia menambahkan, setelah diasah, berlian itu cukup besar dan menyilaukan dipamerkan oleh bintang film lawas, Elizabeth Taylor.
"Intinya, ada sekitar 1.000 ton berlian diproduksi di Saturnus tiap tahunnya," tambah Kevin Baines. "Orang-orang bertanya, bagaimana kami yakin? Sebab kita belum bisa ke sana dan membuktikannya."
Dan jawab dia, "Itu semua bermuara pada kimia. Dan kami cukup yakin."
Baines mempresentasikan temuannya dalam rapat tahunan Divisi Keplanetan American Astronomical Society di Denver, Colorado. Bersama dengan koleganya, Mona Delitsky, dari California Speciality Engineering.
Â
Planet Berinti Berlian
Sementara itu terdapat planet yang memiliki inti batu mulia. Planet itu diberi nama 55 Cancri e dikategorikan sebagai Bumi Super (super-Earth), memiliki radius dua kali lipat Bumi, delapan kali lebih berat dari planet yang dihuni manusia.
Sementara permukaan Bumi ditutupi air dan granit, Planet 55 Cancri e diduga ditutupi berlian dan grafit -- sebagaimana berlian, hal itu adalah bentuk alotrop karbon.
Sebuah studi terbaru menyimpulkan, setidaknya sepertiga massa planet tersebut, atau setara dengan tiga kali berat Bumi, adalah berlian.
Ini adalah kali pertamanya astronom bisa mengidentifikasi apa yang diduga sebagai planet berlian yang mengorbit di sekitar bintang yang mirip Matahari. Setelah penemuannnya pada 2004 lalu. Namun, tak seperti Bumi, ia dipenuhi unsur kimia.
Advertisement