Sukses

Tentara Lebanon Menembaki Pesawat Tak Berawak Israel di Perbatasan

Insiden ini terjadi beberapa hari setelah drone Israel jatuh di pinggiran selatan Beirut, Lebanon.

Liputan6.com, Beirut - Tentara Lebanon mengklaim menembak jatuh dua dari tiga pesawat tanpa awak (drone) Israel di selatan, setelah Negeri Zionis tersebut disebut telah melanggar batas wilayah udara.

Sebuah drone Israel dikatakan memasuki area Lebanon pada Rabu, 28 Agustus 2019, pukul 19.35 waktu setempat dan melayang di atas tentara Lebanon yang berjaga di desa perbatasan Adaisseh.

Pesawat tak berawak itu kemudian kembali menuju area Israel setelah ditembaki pasukan Lebanon, menurut keterangan militer Lebanon.

Drone kedua terbang balik ke Israel tanpa ditembaki setelah memasuki Kfar Kila -- sebuah desa di perbatasan. Tentara Lebanon kemudian menembak drone yang ketiga, yang juga kembali ke Israel.

Satu pasukan keamanan Lebanon mengatakan, pasukan melepaskan tembakan dari senapan serbu M16 dan tentara Lebanon tidak memiliki sistem pertahanan udara. Tidak ada kerusakan yang dilaporkan terjadi.

"Sekitar satu jam yang lalu, suara tembakan terdengar dari wilayah Lebanon menuju ruang udara, di mana drone (militer Israel) beroperasi," kata pernyataan militer Israel seperti dikutip dari Al Jazeera, Kamis (29/8/2019), tanpa menanggapi tuduhan Lebanon bahwa ketiga drone itu telah melanggar wilayah udara Lebanon.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Melapor ke PBB

Beirut telah berulang kali mengeluh kepada PBB tentang Israel, yang dianggap Lebanon sebagai negara musuh, karena berkali-kali melanggar batas wilayah udara.

Pada hari Selasa pekan ini, Dewan Pertahanan Tinggi Lebanon menyebut Lebanon memiliki hak untuk membela diri dengan segala cara yang diperlukan untuk menghentikan serangan Israel.

Insiden itu terjadi hanya beberapa hari setelah dua pesawat tak berawak Israel masing-masing jatuh di pinggiran kota yang didominasi Hizbullah, di Beirut selatan, sementara satu lagi meledak dan jatuh di dekatnya.

Tentara Lebanon dan pejabat pemerintah juga menggambarkan insiden kecelakaan pesawat tak berawak sebagai upaya serangan dan pelanggaran kedaulatan, serta menegaskan hak Lebanon untuk membela diri.