Sukses

Top 3: Nama Ibu Kota Baru dan Bos Taksi Malaysia Sebut Indonesia Miskin Tersorot

Berikut Top 3 kanal Global Liputan6.com edisi Kamis (29/8/2019). Mulai dari pilihan nama ibu kota baru Indonesia di Kalimantan Timur hingga ulah bos Malaysia yang sebut RI miskin.

Liputan6.com, Jakarta - Tidak hanya masyarakat tanah air saja yang membincangkan pilihan nama ibu kota baru Indonesia di Kalimantan Timur, media asing juga melakukan hal serupa. Salah satunya adalah media asing dari Singapura, Channel News Asia yang mengutip berita Reuters tentang pemilihan nama untuk ibu kota baru Indonesia.

Berita sorotan media asing atas pilihan nama ibu kota Indonesia yang baru pun menjadi artikel terpopuler.

Selanjutnya, artikel tentang pendiri perusahaan Big Blue Taxi di Malaysia yang meminta maaf karena menyebut orang Indonesia miskin juga populer di kanal Global.

Berbagai kota dunia yang diisukan terancam tenggelam pun menjadi mencuri perhatian publik. Pasalnya, Indonesia juga dikatakan berada dalam daftar tersebut.

Simak artikel Top 3 kanal Global Liputan6.com selengkapnya edisi Kamis (29/8/2019):

2 dari 4 halaman

1. Media Asing Sorot Pilihan Nama Ibu Kota Baru Indonesia

Presiden Joko Widodo akan memindahkan ibu kota dari DKI Jakarta ke Kalimantan Timur. Dua kota telah dipilih, yakni Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara. Kabar itu tidak hanya santer diwartakan oleh media lokal dan nasional, tetapi juga internasional.

Artikel Selengkapnya...

3 dari 4 halaman

2. Bos Taksi Malaysia Minta Maaf Atas Ucapan Indonesia Miskin

Pendiri perusahaan taksi Malaysia, Big Blue Taxi, secara terbuka meminta maaf kepada orang Indonesia karena menyebut mereka miskin, serta memicu kemarahan pengemudi Gojek di Indonesia. Komentar kontroversial itu merupakan salah satu bentuk penolakannya terhadap kehadiran perusahaan transportasi asal Tanah Air di Negeri Jiran tersebut.

Baca selengkapnya...

4 dari 4 halaman

3. Jakarta Menjadi Salah Satu Kota Terancam Tenggelam.

Beragam faktor menjadi sorotan terkait pemindahan ibu kota negara, mulai dari risiko bencana alam, lokasi strategis, hingga ketersediaan infrastruktur dan lahan menjadi alasan presiden yang akrab disapa Presiden Jokowi tersebut.

Diketahui bahwa DKI Jakarta yang berada di Pulau Jawa, rentan terhadap risiko bencana alam dan kemerosotan permukaan tanah.

Klik selengkapnya...