Sukses

Tiba di New York, Aktivis Muda Greta Thunberg Demo di Depan Markas PBB

Greta Thunberg telah sampai di New York setelah berlayar dari Plymouth (Inggris) dengan kapal pesiar bertenaga surya.

Liputan6.com, New York - Aktivis remaja Greta Thunberg bergabung dengan kerumunan pemuda-pemudi Amerika Serikat yang menggelar protes terkait perubahan iklim. Demo bertempat di luar markas besar PBB di New York pada Jumat, 30 Agustus 2019.

Sebelum mengikuti demo tersebut, Greta (16), baru saja berlayar mengarungi Samudera Atlantik menggunakan kapal pesiar bertenaga surya, dari Plymouth (Inggris) ke Manhattan (AS). Perjalanan ini menempuh waktu selama 14 hari.

Beberapa pendemo anak-anak mengatakan, ini adalah demonstrasi pertama mereka. Ada pula yang menyebut, mereka menjadi peduli terhadap lingkungan karena didorong oleh keberadaan sosok Greta yang dielu-elukan di media sosial.

Mereka datang secara serentak untuk meminta politisi dan generasi yang lebih tua agar segera mengambil langkah nyata dan komprehensif untuk membalikkan krisis iklim. Demikian seperti dikutip dari The Guardian, Sabtu (31/8/2019),

Selain berorasi, mereka juga membawa serta plakat yang berisi pesan tulisan tangan, dengan bunyi seperti: "United behind the science" (bersatu di bawah payung sains) dan "Act now or we will" (Bertindak sekarang atau kami yang akan melakukannya).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Diajak Masuk Markas PBB

Pada Jumat sore, Greta dan dua aktivis muda secara spontan diundang ke markas besar PBB untuk bertemu dengan seorang pemimpin senior, yang digambarkan sebagai "pendukung" aksi tersebut.

Greta, Alexandria Villasenor (14) dan Xiye Bastida (17), masuk ke PBB untuk berjumpa dengan presiden majelis umum Maria Fernanda Espinosa, setelah menerima undangan dadakan selama demo di depan markas PBB.

Ketiganya diajak keliling ruangan yang nantinya digunakan untuk menggelar rapat majelis umum terkait perubahan iklim pada September tahun ini -- termasuk podium di mana Greta akan berbicara selama KTT tentang pemanasan global, kebakaran hutan di seluruh dunia, hangusnya hutan hujan Amazon dan penggunaan plastik sekali pakai.

"Saya sampaikan padanya (Fernanda Espinosa), saya ingin melihat para pemimpin dunia mengambil tindakan untuk mengurangi emisi rumah kaca global dan tetap sejalan dengan Perjanjian Paris," ujar Villasenor.