Liputan6.com, Iran - Presiden Perancis Emmanuel Macron meminta Presiden Iran Hassan Rouhani dan mendesak Ibu Kota Iran, Teheran untuk menahan diri di tengah meningkatnya ketegangan dengan Israel.
Dilansir dari VOA Indonesia, Senin (2/9/2019) kantor Presiden Emmanuel mengatakan pemimpin Perancis itu meminta Iran untuk "mengambil upaya-upaya yang diperlukan" untuk mendorong perundingan dalam perang Yaman dan mendesak Iran untuk "menahan diri di Lebanon supaya tidak ada yang mengusik stabilitas di tengah situasi yang sangat tegang ini."
Ketegangan antara Israel dan Iran terkait Lebanon telah mendorong para pihak yang saling bersiteru itu semakin mendekati konflik bersenjata terbuka dalam beberapa pekan.
Advertisement
Israel, pada Kamis 29 Agustus menuduh Iran dan proksinya di Lebanon, Hizbullah, meningkatkan upaya membangun fasilitas misil di Lebanon.
Kantor Presiden Perancis mengatakan Macron juga kembali mendorong Iran untuk mematuhi perjanjian nuklir, setelah sebelumnya berupaya mengadakan pertemuan AS-Iran.
Macron berupaya memainkan peranan sebagai mediator untuk menyelamatkan perjanjian PBB 2015 yang bertujuan mengekang ambisi nuklir Iran. Perjanjian itu telah ditolak Presiden AS Donald Trump.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Bertemu
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan, prakarsa diplomatik yang dilakukan negaranya dapat mengarah ke pertemuan puncak antara pemimpin Amerika Serikat (AS) dan Iran "dalam beberapa pekan mendatang".
Macron membuat pengumuman itu dalam konferensi pers dengan Donald Trump pada akhir KTT G7 di Biarritz, Senin 26 Agustus.
Dikutip dari The Guardian pada Selasa (27/8/2019), pengumuman Macron itu merujuk pada pernyataan Presiden Iran, Hassan Rouhani, sebelumnya di awal pekan, tentang kesediaannya untuk bertemu siapapun jika menyangkut kepentingan nasional negaranya.
Di lain pihak, Donald Trump mengatakan siap bertemu pemimpin Iran, jika kondisinya tepat.
Namun, Trump tidak merinci kondisi tepat seperti apa yang dimaksud, tetapi mengaku setuju untuk kemungkinan mengadakan pertemuan dalam beberapa pekan mendatang.
Informasi terkini menyebut Presiden AS dan Iran akan menghadiri sidang umum PBB di New York pada pertengahan September, namun belum diketahui apakah keduanya akan bertemu atau tidak.
Macron mengatakan kemungkinan pertemuan puncak AS-Iran adalah konsekuensi dari inisiatif diplomatik Prancis, yang bertujuan meredakan ketegangan setelah keputusan Trump tahun lalu,untuk meninggalkan perjanjian nuklir multilateral dengan Teheran.
Dia tidak memberikan perincian negosiasi, tetapi para pejabat Perancis mengatakan mereka melibatkan sebagian sanksi AS dan kepatuhan penuh Iran dengan perjanjian 2015, untuk membuka jalan bagi dimulainya kembali diplomasi tingkat tinggi kedua negara berkonflik.
Reporter: Windy Febriana
Advertisement