Sukses

Tak Menghantam, Sepasang Asteroid Ini Hanya Lintasi Bumi pada 14 September

NASA tengah mengamati sepasang asteroid yang akan mendekati Bumi dalam periode 24 jam pada 14 September.

Liputan6.com, Jakarta - Sepasang asteroid melintasi Bumi di sepanjang orbitnya mengelilingi Matahari pada 28 Agustus 2019. Kini, NASA tengah mengamati sepasang asteroid lainnya yang akan mendekati Bumi dalam periode 24 jam pada 14 September 2019.

Asteroid itu bernama 2000 QW7 dan 2010 CO1 yang diklasifikasikan sebagai Objek Dekat-Bumi (near earth object atau NEO) oleh Pusat Studi Objek Dekat-Bumi NASA (CNEOS).

2000 QW7 akan menjadi yang pertama melewati Bumi pada 14 September. Asteroid ini pertama kali terdeteksi pada 26 Agustus 2000 dan diperkirakan memiliki lebar 650 meter dan tinggi 290 meter yang tidak jauh dari ketinggian Menara Shanghai.

Sementara di jalurnya di sekitar Bumi dan Matahari, kemunculan terdekatnya adalah 0,035428 unit astronomi (AU). Seperti dikutip dari Mashable, Senin (2/9/2019), asteroid itu diperkirakan kembali di sekitar Bumi pada 19 Oktober 2038 dan melewati Bumi setiap 6.956 hari atau 19,04 tahun.

Asteroid ini diklasifikasikan NASA sebagai asteroid Armor karena merupakan Asteroid Dekat Bumi dengan perihelion orbital yang hampir sama tetapi sedikit lebih besar dari aphelion orbital Bumi. Asteroid ini akan berpapasan dengan jalur orbit Mars di sekitar Matahari.

Sedangkan 2010 CO1 akan menjadi asteroid kedua yang terbang melintasi Bumi pada 14 September. Asteroid ini terdeteksi para astronom pada 31 Januari 2010.

Lebarnya 260 meter dan panjang 120 meter dan melintas dengan kecepatan sekitar 51.696 km/jam. Asteroid ini telah diklasifikasikan NASA sebagai Asteroid Apollo, karena merupakan Asteroid Dekat-Bumi dengan orbit yang sangat lebar dengan jarak perihelion kurang dari 1,017 AU, dan sumbu semi-mayor lebih besar dari 1 AU.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Asteroid Hantam Bumi 9 September?

Sebuah asteroid diprediksi menghantam Bumi pada 9 September 2019. Namun, temuan terbaru para astronom mengungkap, asteroid itu sama sekali tidak sedang menuju Bumi.

Para astronom mengaku tidak dapat menemukan tempat yang diperkirakan terjadinya tabrakan asteroid dengan Bumi. Mereka pun memberikan status asteroid itu menjadi 'Tak Terdeteksi'.

Asteroid itu, bernama 2006 QV89 yang ditemukan pada 29 Agustus 2006 oleh Catalina Sky Survey dekat Tucson, Arizona. Ukuran asteroid ini hanya berdiameter 40 meter, jauh lebih kecil dari asteroid yang membunuh dinosaurus pada 66 juta tahun silam yang memiliki ukuran diameter 10 kilometer.

European Southern Observatory (ESO) menyatakan, setelah penemuannya pada 2006, asteroidini sempat teramati selama 10 hari sebelum akhirnya menghilang dari pandangan para astronom.

Untuk mengonfirmasi apakah asteroid itu kini masih menuju tumbukan dengan Bumi, para astronom di Badan Antariksa Eropa (ESA) dan ESO mengambil pendekatan yang berbeda. Alih-alih mencoba mengamati asteroid itu sendiri, para astronom mengamati di mana ia seharusnya berada, padahal sebenarnya, ia sedang menuju Bumi.

Dengan menggunakan teleskop sangat besar milik ESO (VLT), mereka menangkap gambar yang dalam dari area di mana ia berada jika berada pada jalur tabrakan dengan Bumi, kata pejabat ESO dalam pernyataan itu.

Berdasarkan pengamatan daerah itu pada 4-5 Juli, para astronom tidak dapat menemukan asteroid tersebut dan menyimpulkan tidak akan berdampak pada Bumi.