Sukses

Surat Kaleng Berisi Peluru Ancam Kedutaan Besar Korea Selatan di Jepang

Kedutaan Besar Korea Selatan di Jepang menerima surat ancaman berisi peluru.

Liputan6.com, Tokyo - Kedutaan Besar Korea Selatan di Jepang menerima surat ancaman berisi peluru. Surat kaleng itu muncul di tengah memburuknya hubungan Jepang dan Korea Selatan selama sejarah perang dan kebijakan perdagangan dua negara.

Polisi langsung menganalisa objek untuk mengonfirmasi apakah itu benar peluru. Selain itu juga akan dilakukan identifikasi terkait pengirimnya.

Surat itu dikirim ke kedutaan besar Korea Selatan di Tokyo pada 27 Agustus 2019 dan ditujukan kepada mantan duta besar Lee Su Hoon, kata sumber yang dekat dengan kasus itu, seperti dikutip dari kantor berita Jepang, Kyodo, Selasa (3/9/2019).

Kendati demikian hingga kini belum dapat dipastikan siapa pengirimnya.

Dalam surat itu, si pengirim mengaku memiliki senapan dan menargetkan tembakan ke seorang warga Korea Selatan.

Surat itu tidak menyebutkan katerkaitannya dengan masalah historis "wanita penghibur" yang dipaksa bekerja di rumah pelacuran militer Jepang, atau buruh Korea selama masa pemerintahan kolonial Jepang di Semenanjung Korea tahun 1910-1945, yang lama menjadi sumber ketegangan antara kedua negara.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Hubungan Memburuk

Hubungan kedua negara memburuk dengan cepat setelah Mahkamah Agung Korea Selatan musim gugur lalu memerintahkan dua perusahaan Jepang membayar ganti rugi kepada warga Korea Selatan yang dipaksa bekerja di pabrik-pabrik mereka selama pemerintahan kolonial Jepang.

Namun, Jepang bersikeras masalah kompensasi yang berasal dari pemerintahan kolonialnya telah diselesaikan sepenuhnya dalam perjanjian bilateral 1965, di mana Jepang memberikan Korea Selatan hibah $ 300 juta dan pinjaman $ 200 juta.

Bulan lalu, Jepang memperketat kontrol ekspornya atas bahan-bahan yang dibutuhkan pabrikan semikonduktor dan panel layar Korea Selatan, serta mengeluarkan Korea Selatan dari daftar putih mitra dagang pilihannya, yang menurut Seoul merupakan pembalasan atas keputusan pengadilan.

Pada gilirannya, Korea Selatan mengakhiri pakta berbagi intelijen militer dengan Tokyo yang membantu sekutu AS melawan ancaman rudal dari Korea Utara.