Liputan6.com, Massachusetts - Mahasiswa asal Palestina Ismail B Ajjawi yang sebelumnya ditolak masuk ke Amerika Serikat padahal sudah diterima di Harvard University, akhirnya tiba di kampusnya di Kota Boston.
Ajjawi tiba hari Senin (2/9/2019) atau sehari menjelang dimulainya tahun ajaran baru di Harvard --salah satu universitas terbaik di dunia tersebut.
Advertisement
Baca Juga
Keluarga Ajjawi meengeluarkan pernyataan hari Senin lewat pengacara mereka, menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung perjuangan Ajjawi dan membantu kedatangannya di AS.
"Selama sepuluh hari terakhir kami dipenuhi dengan keesulitan dan kecemasan, namun kami bersyukur dengan ribuan pesan dukungan dan khussnya apa yang dilakukan AMIDEAST," kata pernyataan seperti dikutip dari media kampus The Harvard Crimson, seperti dikutip dari ABC Indonesia, Kamis (5/9/2019).
"Kami berharap sekarang semua orang menghormati hak pribadi Ismail, dan dia bisa konsentrasi sepenuhnya dengan kuliahnya."
AMIDEAST adalah sebuah LSM di Washington yang berusaha membantu kegiatan pendidikan dan pelatihan di Timur Tengah dan Afrika.
Kedatangan Ismail di kampus Harvard juga disebutkan dalam postingan Twitter salah seorang temannya.
Simak video pilihan berikut:
Jadi Sorotan Dunia
Ismail Ajjawi menjadi pemberitaan internasional setelah ditolak masuk ke AS oleh petugas imigrasi, ketika tiba di bandara Boston tanggal 23 Agustus lalu, padahal ketika itu Ajjawi memiliki visa resmi yang diterbitkan Pemerintah AS sendiri.
Menurut keterangan tertulis Ajjawi kepada Harvard Crimson minggu lalu ketika tiba di bandara, Ajjawi diperiksa selama beberapa jam oleh petugas imigrasi yang kemudian menolaknya masuk karena adanya komentar dari rekannya di media sosial yang mengkritik AS.
Karena itu, Ajjawi kemudian dipulangkan kembali ke Lebanon dimana dia tinggal selama ini.
Kesulitan yang dihadapi Ajjawi ini kemudian menimbulkan protes dari beberapa kelompok mahasiswa Harvard yang membuat petisi mendukung Ajjawi dan mendapat 7 ribu tanda tangan sampai hari Senin malam.
Apa yang dialami oleh Ajjawi tersebut juga mendapat perhatian dari beberapa lembaga internasional temasuk lembaga PBB yang bekerja membantu pengungsi Palestina (UNRWA).
Advertisement